Bacaan Sholat Idul Fitri: Niat, Tata Cara dan Doa Lengkap

Bacaan Sholat Idul Fitri: Niat, Tata Cara dan Doa Lengkap

Terdapat berbagai macam jenis sunah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mulai dari solat sunah, puasa sunah, maupun berbagai jenis sunah lainnya yang dapat menambah kedekatan kita pada sang pencipta Allah SWT.

Dari sekian banyak sunnah yang diajarkan rasulullah , pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai solat idul fitri secara lengkap.

Mulai dari niat, tata cara, hingga bacaan yang dibaca ketika melakukan solat idul fitri. Langsung saja kita mulai pembahasannya sebagai berikut ini.

 

Bacaan Niat Sholat Idul Fitri

Bacaan Niat Sholat Idul Fitri

Sholat idul fitri dilakukan hanya satu kali dalam setahun, dan tergolong dalam sunat muakad. Artinya walaupun merupakan sunah namun disarankan agar tidak melewatkannya.

Selain menjadi penyempurna ibadah puasa kita, solat idul fitri juga memiliki banyak keutamaan dan memiliki nilai ibadah yang tinggi. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk menyempurnakan solat idul fitri ini agar kita mendapatkan kebaikan disisi Allah SWT.

Baca Juga : Bacaan Dan Doa Sholat Dhuha

Berikut ini adalah niat solat idul fitri :

1. Untuk Makmum

Bahasa Arab

اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى

Bahasa Latin

Usholli sunnatan ‘iidil fithri rok’ataini ma’muuman lillaahi ta’aalaa

Arti Bacaan

Saya niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai makmum karena Allah Taala

 

2. Untuk Imam

Bahasa Arab

اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى

Bahasa Latin

Usholli sunnatan ‘iidil fithri rok’ataini imaaman lillaahi ta’aalaa

Arti Bacaan

Saya niat sholat sunah Idul Fitri dua rekaat sebagai imam karena Allah Taala

Niat diatas adalah niat untuk melakukan solat idul fitri yang bisa kamu baca sebelum melakukan solat idul fitri. Niat bisa kamu baca secara siir(pelan) atau bisa juga dilafadz kan dalam hati.

Tata Cara Shalat Idul Fitri

tata cara solat idul fitri

Penting bagi kita mengetahui perbedaan solat idul fitri dengan solat lainnya. Terdapat perbedaan gerakan pada solat idul fitri yaitu pada rakaat pertama kita melakukan takbiratul ihram sebanyak tujuh kali sedangkan pada rakaat kedua sebanyak lima kali.

Pada setiap kali takbir kita dianjurkan untuk membaca :

Bahasa Arab

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Bahasa Latin

Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar

Arti Bacaan

Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada tuhan kecuali Allah, Allah Mahabesar

Kemudian setelah melakukan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dilanjutkan dengan membaca surat al-fatiha dan diikuti dengan surat lainnya.

Selanjutnya melakukan rukuk layaknya solat wajib dan dilanjutkan dengan i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, kemudian sujud kembali dan berdiri untuk melakukan rakaat kedua.

Pada rakaat kedua kita melakukan takbiratul ihram sebanyak lima kali. Dan pada setiap melakukan takbiratul ihram kita dianjurkan untuk membaca doa seperti yang dilakukan pada rakaat pertama.

Selanjutnya dilanjutkan dengan membaca surat al-fatihah dan surat lainnya. Kemudian melakukan rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, kemudian sujud kembali dan duduk tahiyat akhir. Kemudian dilanjutkan dengan salam sebagai mana solat pada umumnya.

Dan berikut ini adalah tata cara solat idul fitri :

Rakaat Pertama :

  • Membaca niat
  • Melakukan takbiratul ihram
  • Membaca doa iftitah
  • Melakukan takbir sebanyak 7 kali diselingi dengan membaca doa diatas
  • Membaca surah al fatihah
  • Membaca surah lain
  • Rukuk
  • I’tidal
  • Sujud
  • Iftirasy ( duduk diantara dua sujud )
  • Sujud
  • Kemudian berdiri untuk melakukan rakaat kedua

Rakaat Kedua :

  • Melakukan takbir sebanyak 5 kali diselingi dengan membaca doa diatas
  • Membaca surah al fatihah
  • Membaca surah lain
  • Rukuk
  • I’tidal
  • Sujud
  • Iftirasy ( duduk diantara dua sujud )
  • Sujud
  • Duduk tasyahud akhir
  • Salam

Kurang lebihnya seperti itulah cara melakukan solat idul fitri yang diajarkan oleh rasulullah dan juga para ulama.

perbedaan solat idul fitri dan solat fardu hanyalah terletak pada melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat ke dua.

Baca Juga : Bacaan Sujud Tilawah

Bacaan Bilal Idul Fitri

bacaan bilal solat idul fitri

Yang tidak kalah penting dalam melakukan ibadah solat idul fitri adalah bilal. Bilal dalam idul fitri berperan penting dalam menyampaikan pesan kepada para jamaah.

Untuk bacaan bilal pada saat melakukan ibadah solat idul fitri adalah sebagai berikut.

1. Sebelum Solat Idul Fitri Dimulai

Sebelum memulai solat idul fitri dianjurkan untuk memperbanyak bacaan takbir selagi menunggu jamaah untuk mendatangi masjid. Berikut ini adalah bacaan takbir yang penting untuk kamu tau :

Bahasa Arab

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إلٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Bahasa Latin

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Laa ilaahaillallaahu wallaahu Akbar. Allahu Akbar Wa Lillahil hamd

 

2. Setelah Jamaah Sudah Datang Dan Imam Sudah Siap

Setelah itu melakukan seruan untuk memulai solat idul fitri kepada para jamaah dengan beridiri dan mengucapkan lafadz sebagai berikut.

Bahasa Arab

الصَّلاَةُ سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ الل

الصَّلاَةُ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ مُـحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ

Bahasa Latin

Assholaatu sunnatal li’iidil fitri rok’ataini jaami’atar rohiimakumullaah.

Assholaatu laa ilaaha illallaahu muhammadur rosuulullah shollallahu alaihi wasallam

3. Ketika Solat Idul Fitri Selesai

Ketika sudah selesai solat idul fitri, bilal kembali berdiri dengan memegang tongkat kemudian menghadap ke jamaah dan melafadzkan bacaan sebagai berikut.

Bahasa Arab

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، قَدْنَزَلَ عَلَيْكُمْ يَوْمُ الْعِيْدِمُوْسِمُ

اْلبَرَكاَتِ وَاْلمَزِيْدِوَظِيَافَةُلَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ اْلكَرِيْمِ

۳X نْصِتُوْاوَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ،

Bahasa Latin

Ma’aasyirol muslimiin wa zumrotal mu’miniina rohimakumullah. Qod nazala ‘alaikum yaumul ‘iid muusimul barokaati wal maziid wa dziyaafatu lakum minallaahil kariim. Anshituu wasma’uu rohimakumullaah (3X)

4. Setelah Khotib Naik Keatas Mimbar

Setelah itu khotib akan naik keatas mimbar, kemudian tugas bilal adalah menghadap kiblat dan membacakan doa sebagai berikut ini.

Bahasa Arab

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللّهُمَّ صَلِّ

وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

اَللّٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ, مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ , وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ , اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ , وَانْصُرْهُمْ عَلَى اْلمُعَانِدِّيْنَ . يَارَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ , وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bahasa Latin

Allahuma shollii ‘alaa sayyidinaa muhammad, Allahuma shollii ‘alaa sayyidinaa muhammad, Allahuma shollii ‘alaa sayyidinaa muhammadiw wa’alaa aali sayyidinaa muhammad.

Allaahumma qowwil islaam, minal muslimiina wal muslimaat, wal mu’miniina wal mu’minaat, al ahyaai minhum wal amwaat, washurhum ‘alal mu’aaniddiin, yaa robbikhtim lanaa minka bil khoiir. Wa yaa khoiron naashiriina birohmatika yaa arhamarroohimiin

5. Setelah Khatib Selesai Melakukan Khutbah Pertama

Setelah khatib selesai menyampaikan khutbah pertama dan kemudian khatib duduk. Tugas seorang bilal adalah bersalawat kepada nabi dengan membaca bacaan sebagai berikut.

Bahasa Arab

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ، وَزِدْوَاَنْعِمْ وَتَفَضَلْ وَبَارِكْ ، بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلٰى زَيْنِ عِبَادِكْ ، وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ ، سَيِّدِاْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ ، وَاِمَامِ طَيْبَةَوَاْلحَرَمِ ، سَيِّدِنَاوَمَوْلَانَا مَحَمَّدٍ وَّعَلىٰ آلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىٰ عَنْ كُلِّ صَحَا بَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ

Bahasa Latin

Allaahumma sholli wa sallim, wazid waan’im wa tafaddzol wa baa rik, bijalaalika wakamaalika ‘alaa zaini ‘ibaadik, wa asyrofi ‘ibaadik, sayyidil ‘arabi wal ‘ajami, wa imaami thoibati wal haromi, sayyidinaa wa maulanaa muhammadiw wa’alaa aalihii wa sohbihii wa sallim wa rodhiyallaahu tabaaroka wa ta’aalaa ‘an kulli shohaabati rosuulillahi ajma’iin

Demikianlah artikel mengenai solat idul fitri yang perlu sama sama kita ketahui sebagai seorang muslim. Apabila ada kekurangan maupun kesalahan pada artikel kali ini kamu dipersilahkan untuk berkomentar pada kolom komentar dibawah.

Bacaan Sujud Tilawah: Niat, Tata Cara dan Doa | Lengkap

Bacaan Sujud Tilawah: Niat, Tata Cara dan Doa | Lengkap

Bersujud merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan seorang hamba kepada tuhannya. Bersujud juga menjadi salah satu gerakan wajib pada saat kita beribadah solat.

Keutamaan bersujud juga telah disebutkan oleh Rasulullah dalam hadistnya ” Waktu yang terdekat bagi seorang hamba kepada Rabb-nya adalah ketika ia bersujud” ( H.R Muslim ).

Dalam agama islam terdapat beberapa macam jenis sujud, diantaranya adalah sujud tilawah. Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika imam membacakan ayat ayat sadjah.

Ayat sadjah adalah ayat dimana kita diperintahkan untuk sujud ketika mendengarnya. Biasanya tanda ayat sadjah yaitu tertulis dalam al-quran dimana ayat tersebut diikuti dengan tanda kubah.

Adapun berikut ini adalah tata cara melakukan sujud tilawah :

Bacaan Sujud Tilawah

Bacaan Sujud Tilawah

 

Sujud tilawah dapat dilakukan ketika sedang solat maupun dilakukan ketika tidak sedang melakukan solat. Hal yang terpenting pada saat ingin melakukan sujud tilawah adalah ketika seorang muslim mendengar ayat ayat sadjah.

Adapun bacaan sujud tilawah adalah seperti berikut :

Bacaan sujud tilawah bahasa arab :

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Bacaan sujud tilawah bahasa latin :

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu bi khaulihi wa kuuwatihi fatabarakallahu ahsanul kholiqiin

Arti bacaan sujud tilawah :

Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta ( HR Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Tirmidzi, Nasa’i )

1. Sujud Tilawah Dalam Keadaan Solat

Ketika sedang solat tidak jarang imam membaca ayat ayat yang dimana terdapat perintah untuk bersujud ( Ayat Sadjah ). Maka dari itu disunahkan bagi kita sebagai umat muslim untuk melakukan sujud tilawah.

Adapun berikut ini adalah tata cara sujud tilawah saat kita sedang melakukan solat :

  • Ketika kita tidak sedang dalam keadaan solat berjamaah, disunahkan untuk melakukan niat sujud tilawah diikuti dengan membaca takbir dan melakukan sujud diikuti dengan bacaan sujud tilawah. Kemudian kita dapat berdiri untuk melanjutkan bacaan dan menyelesaikan solat.
  • Ketika kita dalam keadaan solat berjamaah, apabila imam membaca ayat sadjah sujud tilawah dilakukan secara berjamaah mengikuti imam. Namun apabila imam tidak melakukan sujud tilawah kita tidak perlu melakukanya, karena makmum harus mengikuti imam, dan apabila kita melakukanya maka solat kita dianggap batal.

Berikut ini adalah ketentuan sujud tilawah :

  1. Sujud Tilawah hanya dilakukan sekali sujud
  2. Sujud Tilawah dilakukan sama seperti layaknya sujud dalam solat
  3. Sujud Tilawah dilakukan tanpa takbiratul ikhram ( mengangkat kedua tangan )
  4. Jika dalam keadaan berkendara, kita diperbolehkan melakukan sujud tilawah dengan menggunakan isyarat, yaitu menolehkan kepala kekiri maupun kekanan

 

2. Sujud Tilawah Dalam Keadaan Diluar Solat

Dalam keadaan ketika kita tidak sedang solat namun kita mendengar seseorang membaca ayat sadjah, kita juga disunahkan untuk melakukan sujud tilawah.

Adapun tata caranya adalah sebagai berikut :

  • Membaca niat didalam hati untuk melakukan sujud tilawah
  • Melakukan takbiraul ihram seperti saat sedang solat
  • Melakukan sujud tilawah dan membaca doa sujud tilawah

Niat Sujud Tilawah

adapun niat melakukan sujud tilawah adalah sebagai berikut :

Bahasa Arab

نَوَيْتُ سُجُوْدَ التِّلاَوَةِ سُنَّةً ِلله تَعَالَ

Bahasa Latin

Nawaitu sujuda tilawati sunnata lillahi taala

Arti Bacaan

Aku niat melakukan sunnah sujud tilawah karena allah taala

Pendapat Para Ulama Mengenai Syarat Sujud Tilawah

Pendapat Para Ulama Tentang Sujud Tilawah

 

1. Haruskah Terlebih Dahulu Berwudhu Saat Ingin Melakukan Sujud Tilawah ?

Adapun terdapat dua pendapat dari para ulama mengenai masalah haruskah kita dalam keadaan berwudhu ketika ingin melakukan sujud tilawah. Dan berikut ini adalah pandangan para ulama menganai hal tersebut.

1. Sujud Tilawah Harus Dalam Keadaan Suci ( Berwudhu )

Sebagian ulama berpendapat bahwasanya dalama melakukan kegiatan sujud tilawah harus dalam keadaan suci dan terhindar dari najis.

2. Sujud Tilawah Tidak Harus Dalam Keadaan Wudhu

Namun pendapat lain dari ulama yaitu ibnu hzm dan ibnu tamiyah, mengatakan bahwasanya sujud tilawah boleh dilakukan walaupun sedang tidak dalam keadaan wudhu. Hal ini dikarenakan sujud tilawah bukan merupakan bagian dari solat.

2. Haruskah Kita Menghadap Kiblat Saat Melakukan Sujud Tilawah ?

Dalam hal ini para ulama sepakat bahwasanya karena bukan merupakan bagian dari solat, jadi sujud tilawah boleh dilakukan tidak menghadap kiblat.

Namun sangat dianjurkan bagi kita yang ingin melakukan sujud tilawah untuk menghadap ke arah kiblat.

 

Keutamaan Melakukan Sujud Tilawah Bagi Kaum Muslimin

Keutamaan Sujud Tilawah

Sangat banyak manfaat melakukan sujud yang telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam berbagai hadistnya. Dan sedikit keistimewaan yang terkandung dalam sujud tilawah adalah sebagai berikut.

Allah Berfirman :

اِذَا تُتۡلٰی عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتُ الرَّحۡمٰنِ خَرُّوۡا سُجَّدًا وَّ بُکِیًّا

Artinya :

…”Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka akan bersujud dan menangis”, (QS. Maryam ayat 58)

Kemudian diterangkan dalam hadist sebagai berikut.

Rasulullah Bersabda :

Apabila seseorang membaca ayat sadjah kemudian ia bersujud, maka menyingkirlah setan sambil menangis sambil berkata :

Sungguh celaka manusia yang diperintah sujud lalu sujud, maka aku membangkang, maka bagiku neraka.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Inu Majah)

Walaupun sujud tilawah merupakan sunnah namun sangat banyak manfaat yang akan kita dapatkan apabila kita melakukan sujud tilawah.

Ini juga dapat menjadi tambahan bekal kita saat nanti menghadap Allah SWT karena kita tidak tau ibadah mana yang diterima disisinya. Jadi ada baiknya kita melakukan ibadah sebanyak mungkin didunia ini.

 

Ayat Ayat Dalam Al-Qur’an Yang Mengandung Kalimat Sadjah

Ayat Ayat Sadjah Dalam Al Qur'an

Terdapat sangat banyak ayat yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an. Diantara ayat ayat tersebut terdapat ayat yang dimana kita diperintahkan untuk bersujud.

Ayat ayat dalam Al-Qur’an yang terdapat perintah untuk sujud didalamnya disebut ayat sadjah. Pada saat kita membaca maupun mendengar ayat tersebut maka sebagai muslim kita disunahkan untuk melakukan sujud tilawah.

Adapun ayat-ayat tersebut terdapat pada surat berikut ini :

  1. Surat Al’A’raf ayat 206
  2. Surat Ar’Ra’d ayat 15
  3. Surat An’Nahl ayat 50
  4. Surat Al’Isra ayat 109
  5. Surat Maryam ayat 58
  6. Surat Al’Hajj ayat 18 & 77
  7. Surat Al’Furqan ayat 60
  8. Surat An’Naml ayat 25 & 26
  9. Surat As’Sajdah ayat 15
  10. Surat Fussilat ayat 38
  11. Surat An’Najm ayat 62
  12. Surat Al’Insyiqaq ayat 21
  13. Surat Al’Alaq ayat 19
  14. Surat Sad ayat 24

Ayat ayat diatas merupakan ayat sadjah yang terdapat dalam al-quran. Apabila kamu membaca maupun mendengar seseorang membaca ayat tersebut, maka lakukanlah sujud tilawah sebagai tambahan ibadah sunah.

Hal ini kita lakukan semata mata untuk lebih dekat dengan Allah swt dengan cara bersujud dan bersyukur akan karunia yang telah diberikan kepada hambanya.

Apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan pada artikel kali ini harap kiranya kamu mengkoreksinya pada kolom komentar yang telah disediakan dibawah.

Jangan lupa untuk terus mengikuti artikel artikel lain dari kami sebagai bacaan dan media untuk menambah wawasan kamu.

Tata Cara Wudhu yang Benar Sesuai Sunnah | Niat, Rukun, Bacaan dan Doa [Lengkap]

Tata Cara Wudhu yang Benar Sesuai Sunnah | Niat, Rukun, Bacaan dan Doa [Lengkap]

Pengertian Wudhu

Kata wudhu’ dalam bahasa Arab, berasal dari kata al-wadha’ah yang artinya alhasan yaitu kebaikan dan juga sekaligus bermakna an-andzafah yaitu kebersihan.

Menurut istilah fiqih, para ulama mazhab mendefinisikan wudhu menjadi beberapa pengertian, antara lain :

Al-Hanafiyah, Wudhu adalah mengusap dan menyapu dengan air pada anggota tubuh tertentu.

Al-Malikiyah, Wudhu’ adalah thaharah dengan menggunakan air yang mencakup anggota badan tertentu, yaitu empat anggota badan, dengan tata cara tertentu.

Asy-Syafi’iyah, Wudhu’ adalah penggunaan air pada anggota tubuh tertentu dimulai dengan niat.

Hanabilah, Wudhu’ adalah penggunaan air yang suci pada keempat anggota tubuh yaitu wajah, kedua tangan, kepala dan kedua kaki, dengan tata cara tertentu seusai dengan syariah, yang dilakukan secara berurutan.

Wudhu‘ adalah sebuah kegiatan untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan menggunakan media air. Yaitu dengan cara membasuh beberapa bagian anggota tubuh menggunakan air sambil berniat di dalam hati dan dilakukan sebagai sebuah peribadatan umat islam.

Kewajiban wudhu’ didasarkan pada Al-Quran yang dijelaska pasa surah Al-Maidah ayat 6;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman Jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah! mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah! dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan

lalu kamu tidak memperoleh air maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih)! sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur.”

Sedangkan dari As-Sunnah An-Nabawiyah, salah satu yang jadi landasan masyruiyah wudhu adalah hadits berikut ini yang artinya :

“Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda “Tidak ada shalat kecuali dengan wudhu’. Dan tidak ada wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah.” (HR. Ahmad Abu Daud dan Ibnu Majah).

Niat Wudhu

Niat artinya sengaja dengan penuh kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ sematamata karena menaati perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad saw.

Niat artinya sengaja dengan penuh kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ sematamata

karena menaati perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad saw.

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul-wudhuu’a liraf’il hadatsil ashghari fardhal lillaahi ta’aalaa.

“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Baca juga : tata cara

Rukun Wudhu

Rukun Wudhu ada 6 diantaranya adalah :

  1. Niat

wudhu adalah ketetapan di dalam hati seseorang untuk melakukan wudhu sesuai dengan apa yang ajarkan oleh Rasulullah SAW dengan maksud untuk ibadah. Sehingga niat ini membedakan antara seorang yang sedang memperagakan wudhu dengan orang yangsedang melakukan wudhu.

  1. Membasuh Wajah

Membasuh seluruh wajah (tempat tumbuh rambut di kepala sampai ke tulang dagu, dan dari batas telinga kanan sampai batas telinga kiri).

  1. Membasuh Kedua Tangan Hingga Siku

Secara jelas disebutkan tentang keharusan membasuh tangan hingga ke siku. Dan para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah bahwa siku harus ikut dibasahi.

  1. Membasuh Sebagian Rambut Atau Kulit Kepala.
  2. Membasuh Kaki Hingga Mata Kaki.

Menurut jumhur ulama, yang dimaksud dengan hingga mata kaki adalah membasahi mata kakinya itu juga. Sebagaimana dalam masalah membahasi siku tangan. Secara khusus Nabi Muhammad SAW mengatakan tentang orang yang tidak membasuh kedua mata kakinya, dengan sebutan celaka. Celakalah kedua mata kaki dari neraka.

  1. Tertib

Yang dimaksud dengan tartib adalah mensucikan anggota wudhu secara berurutan mulai dari yang awal hingga yang akhir. Maka membasahi anggota wudhu secara acak akan menyalawi aturan wudhu. Urutannya sebagaimana yang disebutan dalam nash Quran, yaitu wajah, tangan, kepala dan kaki.

Bacaan Wudhu

  1. Doa Ketika Melihat Air

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اْلمَاءَ طَهُوْرًا

Artinya :

“Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah menjadikan Air suci lagi mensucikan.

  1. Doa Ketika Membasuh Pergelangan Tangan

اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِكَ كُلِّهَا

Artinya :

“Ya Allah peliharalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat pada-Mu.”

  1. Doa Saat Akan Berkumur

اَللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Artinya :

“Ya Allah bantulah aku untuk selalu berdzikir kepadamu dan selalu memperbaiki ibadah kepadamu.”

  1. Doa Ketika Akan Membasuh Hidung

اَللّٰهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الجَـنَّةِ وَاَنْتَ عَنِّي رَاضٍ

Artinya :

“Ya Allah berikan aku penciuman wewangian surga dan keadaan Engkau terhadap diriku yang selalu meridhoi.”

  1. Doa ketika akan membasuh muka (dilakukan setelah membaca niat wudhu dalam hati).

اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

Artinya :

“Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari dimana putihnya wajah-wajah dan hitamnya wajah-wajah.”

Baca juga : tata cara sholat taubat

Doa Sebelum Wudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul-wudhuu’a liraf’il hadatsil ashghari fardhal lillaahi ta’aalaa.

“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Doa Sesudah Wudhu

اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.  اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

Artinya :

“Hamba bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku golongan orang yang bertaubat, golongan orang yang suci dan jadikan aku golongan hamba-hamba Mu yang sholeh.”

Baca Juga :  tata cara sholat tahajud

Urutan Wudhu Yang Benar

Sebelum berwudhu kita harus membersihkan najis-najis yang ada pada anggota tubuh kita kalau memang ada najis.

Urutan wudhu yang benar ialah :

  1. Membaca basmallah “BIMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM”, sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih.
  2. Selesai membersihkan tangan kemudian, berkumur-kumur tiga kali, sambil membersihkan kiki.
  3. Selesai berkumur lalu mencuci lubang hidung tiga kali.
  4. Selesai mencuci lubang hidung kemudian membasuh muka tigaa kali, mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan dari telinga kanan ke telinga kiri sambil membaca niat muwdhu.
  5. Selsai membasuh muka, kemudian membasuh (memncuci) kedua tangan hingga siku-siku tiga kali.
  6. Setelah usai membasuh kedua tangan kemudian mengusap sebagian rambut kepala hingga tiga kali.
  7. Setelah usai membasuh sebagian rambut kepala, kemudian membasuh kedua telinga hingga tiga kali.
  8. Dan yang terakhir membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali.

Perlu diketahui bahwa, Dalam melaksanakan pekerjaan ini (Urutan Wudhu) wajib dikerjakan berturut-turut, artinya harus sesuai dengan rukun wudhu yang baik dan benar seperti yang telah dijelaskan.

Doa Setelah Sholat Fardhu | Wirid, Dzikir Lengkap Sesuai Sunnah

Doa Setelah Sholat Fardhu | Wirid, Dzikir Lengkap Sesuai Sunnah

Sholat menurut bahasa berarti do’a, sedang menurut istilah adalah suatu rangkaian ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan tata cara dan syarat-syarat tertentu.

Secara lahiriah sholat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya.

Sholat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang telah berusia akil baligh Dasar Hukum: Q.s. Al-Ankabut ayat 45.

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya :

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab ( Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaan-nya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.s. Al-Ankabut: 45)

Pada surat An-Nisa ayat 103 juga dijelaskan tentang kewajiban sholat,

فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا

Artinya :

“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(Q.s. An-Nisa‟:103).

Doa Sesudah Sholat Fardhu Yang Pendek

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ○اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ○حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ○يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Hamdan yu waafii nii ‘amahu wa yukafi’ mazidah. Yaa rabbanaa lakalhamdu wa laka syukrukamaa yanbagii lizalaali wajhikal wa’adzimi sulthoonik.

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ. وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ.

Allahumma shalli wasallim ’alaa syaidina Muhammad, wa’alaa ’ali syadina Muhammad. sholatan tunjiinaa bihaa min jami’il ahwaali wal afat. wa takh diilanaa jamii’al haajaat. watuttohhirunaa bihaa min jami’is sayyiat. wa tarfa’una a bihaa’ indaka a’alad-darojat. watuballighunna bihaa aqsol ghoyat. min jami’il khoirooti fiil hayaati wa ba’dal mamaat. innahu sami’un qoriibu mujiibu da’wati wayaa qoo diyal haajaat.

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

Allohumma inna nasaluka salaamatan fii diin. waddunya wal aahiroh, wa’afiyatan fil zasadi, wasihatan fil badani, wa jiyaadatan fil ‘ilm , wa barokatan fir-rizki, wa tau batan qoblal selesai hidup, wa rohmatan ’indal selesai hidup, wa maghfirotan ba’dal selesai hidup. Allohumma hawwin ’alaina fii syakarotil selesai hidup, wa najata mina-naari wal afwa indal hisab.

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا, وَلِمُعَلِّمِيْنَا, وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ, وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ

Rabbanaagh firlanaa dunuubana wa li wa lidiinna, wa limasayyihina wa li mu’alliminaa, wa lima lahu haqqo ’alaina, wa li man ahabba wa ahsana ilaina, walikaffatil muslimiinna azma’iin.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbanaa taqobal minna innaka antas-sami’ul ‘aliim, wa tub ’alainaa innaka antat tawaburrohiim.

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً, وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbana aatinaa fiddunya khasanah, wa fil aakhiroti khasana waqinaa ’adzab-bannaar.

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wa shollallohu, alaa sayyidina muhammad wa’alaa aalihi wa sohbihi wa sallim, wal hamdu lillahi robbil ’aalamiin.

Artinya :

“Ya Allah, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Yang Mahakuasa Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami , bagi-Mu lah segala puji, dan bagi-Mu lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari segala keburukan,

yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu dan dapat memberikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Allah Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.

Ya Allah, Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan alam abadi, keafiatan jasad, kesehatan tubuh, aksesori ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang selesai hidup, rahmat pada ketika datang selesai hidup, dan ampunan setelah datang maut.

Ya Allah, Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul selesai hidup, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada ketika dilaksanakan hisab.

Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang renta kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam.

Wahai Tuhan kami , perkenankanlah (permohonan) dari kami , sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami , sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami , berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di alam abadi , dan jagalah kami dari siksa api neraka.

Semoga Yang Mahakuasa menunjukkan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami , Nabi Muhammad , keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Yang Mahakuasa , Tuhan Semesta Alam.”

Baca juga : doa

Doa Sesudah Sholat Fardhu Berjamaah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ○اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ○حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ○يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Hamdan yu waafii nii ‘amahu wa yukafi’ mazidah. Yaa rabbanaa lakalhamdu wa laka syukrukamaa yanbagii lizalaali wajhikal wa’adzimi sulthoonik.

اَللهُمَّ صَلِّ  عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli  ’alaa syaidina Muhammad, wa’alaa ’ali syadina Muhammad.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ

Allahumma rabbana taqabbal minna shalatana wa shiyamana wa ruku’ana wa sujudana wa qu’udana wa tadharru’ana wa takhasysyu’ana wa ta’abbudana wa tammim taqshirana ya Allah ya rabbal alamin.

اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذْكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَا دَ تِكَ

Allahumma a’inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik.

رَبَّنَا ضَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْ حَمْنَا لَنَكُوْ نَنَّ مِنَ الْخَا سِرِ يْنَ

Rabbana zhalamna anfusana wa il-lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal-khasirin.

رَبَّنَا لاَ تُؤَا خِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْ نَا

Rabbana la tu’akhidzna in nasina au akhtha’na.

رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِ يْنَ مِنْ قَبْلِنَا

Rabbana wa la tahmil ‘alaina ishran kama hamaltahu ‘alal-ladzina min qablina.

رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَتَا لَنَا بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَ نَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَا فِرِيْنَ

Rabbana wa la tuhammilna ma la thaqata lana bihi wa’fu ‘anna waghfirlana warhamna anta maulana fanshurna ‘ala-qaumil-kafirin.

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ. وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ, وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ, وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ, وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ, وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ, وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ, وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

Alloohumma innaa nas aluka salaamatan fiddin. Wa ‘aafiyatan fil jasadi, waziyaa datan fil ’ilmi, wabarokatan fir rizki, wataubatan qoblal maut, warohmatan ’indal maut, wamaghfirotan ba’dal maut. Alloohumma hauwwin ’alainaa fii sakaroo til maut, wannajaata minan naar, wal ‘afwa ’indal hisaab.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذَ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةَ إِنَّكَ أَنَّتَ اْلوَهَّابْ

Robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rohmah innaka antal wahhaab.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, اْلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Rabbanaghfir lanaa wa li waalidiinaa wa li jamii’il muslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaati, al ahyaa’i minhum wal amwaat, innaka alaa kulli syai’in qadiir.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا, وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a`yuniw waj’alnaa lil-muttaqiina imaamaa.

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wafil aakhiroti hasanatan waqinaa ’adzaa bannaar.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Rabbij’alnii muqiimash-shalaati wa min dzurriyyatii rabbanaa wa taqabbal du’aa’.

وَاَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ اْلاَبْرَارِ, يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Wa adkhilnal jannata ma’al abroori, yaa ’aziiz, yaa ghoffaar, yaa robbal ’aalamiin.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Subhaana robbika robbil ’izzati ’ammaa yashifuun wasalaamun ’alal mursalinn wal hamdulillaahi robbil ’aalamiin.

Artinya :

“Ya Allah, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Yang Mahakuasa Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami , bagi-Mu lah segala puji, dan bagi-Mu lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah ya Tuhan kami, terimalah sholat kami, puasa kami, rukuk kami, duduk kami, duduk rebah kami, khusyuk kami, pengabdian kami dan sempurankanlah kealpaan kami dalam menunaikan kewajiban ya Allah, Tuhan seluruh alam.

Ya Allah tolongkah hamba untuk selalu mengingatmu dan mensyukuri rahmat-Mu dan nimat-Mu dan perbaikilah ibadah hamba kepada-Mu.

Ya Allah kami telah menganiaya diri kami sendiri. karena itu Ya Allah, jika tidak dengan limpahan ampunan dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat” (QS. Al-A’raf [7]: 23).

Ya Allah, ya Tuhan kami, janganlah Engkau menyiksa kami jika kami lupa dan bersalah” (QS. Al-Baqarah [2]: 286)

Ya Allah Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankam kepada orang yang terdahulu dari kami” (QS. Al-Baqarah [2]: 286)

Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang diluar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami. Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agama-Mu” (QS. Al-Baqarah [2]:286)

Ya Allah, sesungguhnya kami mohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, kesehatan dalam tubuh, bertambah ilmu dan rizki yang barokah, dapat bertaubat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, memperoleh ampunan setelah mati. Ya Allah mudahkanlah kami ketika sakaratul maut, lepaskanlah dari api neraka dan kemaafan ketika di hisab.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguh¬nya Engkau Maha Pemberi.

Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami dan bagi semua orang islam laki-laki dan perempuan, orang-oarng mukmin laki-laki dan perempuan yang masih hidup  dan yang sudah mati. Sesungguhnya Engkau Zat Yang Maha kuasa atas segala-galanya.

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagi penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.

Ya Allah berikanlah kami kebahagian di Dunia dan di Akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka.

Ya Tuha ku, jadikanlah hamba dan anak cucu ku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan ku perkenankanlah doaku.

Masukanlah kami ke dalam Surga bersama orang-orang yang berbuat baik. Wahai Tuhan  Yang Maha mulia, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai seluruh alam.

Maha suci Tuhan-mu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari sifat mereka yang dikatakan. Dan selamat sejahtera bagi para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.”

Baca juga : doa sholat dhuha

Dzikir Setelah Sholat Fardhu Sesuai Sunnah

  • Membaca Istigfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahhal ’adhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaiih. (Dibaca 3x)

Artinya :

“Hamba mohon ampun kepada Allah Yang Maha Besar, tidak ada Tuhan melainkan dia (Allah), yang maha hidup yang terus-menerus mengurus makhluknya, dan saya bertobat kepadanya (Allah).”

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

La ilaha illallohu wa’hdahula  syariikalah, lahulmulku walahul’hamdu yu’hyii wayumiitu wahuwa ‘ala kulli syai’in qodiir. (Dibaca 3x)

Artinya :

“Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah segala kerajaan, dan baginyalah segala puji, dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan dia mahakuasa atas segala sesuatu.”

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ, وَمِنْكَ السَّلاَمُ, وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ, وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

Allohumma antas salam, wa min kas salam, wa ilaika ya’uwdussalam, fakhayyina robbana bissalam, wa adkhilnaljannata darossalam, taba rokta robbana wa ta’a laita ya dza ljala li wal ikrom.

Artinya :

“Ya Allah, Engkau adalah Zat Yang Mempunyai Kesejahtraan dan daripa damulah kesejahtraan itu dan kepadamulah akan kembali lagi segala kesejahtraan itu, maka hidupkanlah kami ya allah dengan sejahetra. dan masukanlah kami kedalam surga kampung kesejahtraan, Engkaulah yang kuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai zat yang memiliki ke agungan dan kemulyaan.”

  • Membaca Surah Al-Fatihah

Bismillaahir rohmaanir rohiim (1) al hamdu lillaahi robbil ‘aalamiin (2) arrohmaanir rohiim (3) maaliki yaumiddiin (4) iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin(5) ihdinash shiroothol mustaqiim (6) shiroothol ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa ladh dhaalliin (7) aamiin.

Artinya :

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Selluruh Alam,

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Pemilik Hari Pembalasan.

Hanya Kepada Engkaulah Kami Menyembah, Dan Hanya Kepada Engkaulah Kami Memohon Pertolongan.

Tunjukanlah Kami Jalan Yang Lurus,

(Yaitu) Jalan Orang-Orang Yang Telah Engkau Beri Nikmat Kepadanya; Bukan (Jalan) Mereka Yang Dimurkai, Dan Bukan (Pula Jalan) Mereka Yang Sesat. Semoga Allah Memperkenankan.”

  • Membaca Ayat kursi

Wa ilaahukum ilaahuw waahidun laa ilaaha illa huwar rohmaanur rohiim.

Allahu laa illaaha illa huwal hayyul qoyyuum,  laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum wa laa yuhiithuuna bi syai’im min’ilmiihi illaa bi maa syaa’, wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wa huwal ‘alliyyul ‘adhiim.

Artinya :

“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (Makhluknya); tidak mengantuk dan tidu. Kepunyan-Nya apa-apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat disisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka  tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.

Kekuasaan Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat  memelihara keduanya, dan Allah Maha tinggi lagi Maha Besar.”

  • Kemudian Membaca

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

: اِلَهَنَا يَارَبَّناَ أَنْتَ مَوْلنَا

ilahana ya robbana anta maulana :

“wahai tuhan kami, Engkau tuan kami pembimbing kami, maha suci Allah.

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah (Dibaca 33 x)

“Maha Suci Allah”.

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا: اَلْحَمْدُ ِللهِ

Sub’ha nallohi wabi’hamdihi da ‘iman abadan al’hamdulillah

Al’hamdulillah. (Dibaca 33 x).

“Maha suci Allah dengan segala Puji bagi-Nya.”

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ:  اللهُ أَكْبَرُ

Alhamdu lillahirabbil ‘alamin ‘ala kulli halin wani’matin Allahu Akbar (Dibaca 33x).

“segala puji hanya bagi Allah, atas segala dan dalam keadaan kenikmatan ,Allah maha besar.”

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

Allahu akbar kabiran walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa asilan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa yumitu wahua ‘ala kulli syaiin qadir. Lahaula wala quwwata illabillahil aliyyil adziim.

“Allah maha besar lagi sempurna kebesaran-Nya. Segala puji hanya bagi Allah dengan pujian yang banyak, maha suci Allah sepanjang pagi dan petang, tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki kekuasaan dan bagi-Nyalah segala puji, Dialah Zat yang menghidupkan dan yang mematikan, dia maha kuasa atas segala sesuatu.

 Dan tidak ada daya, upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang maha tinggi lagi maha mulia, hamba mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

Baca juga : doa sholat tahajud

Demikianlah Doa setelah sholat fardu serta zdikir dan wirid yang telah rejeki nomplok bahas, semoga bisa membantu teman-teman sumua untuk selalu mengingat Allah dan semoga kita diberikan kelancaran untuk dapat melaksan perintah-perintah-Nya.

 

 

Doa Sholat Tahajud dan Artinya Sesuai Sunnah | Niat, Tata Cara, Dzikir [Lengkap]

Doa Sholat Tahajud dan Artinya Sesuai Sunnah | Niat, Tata Cara, Dzikir [Lengkap]

Sholat Tahajud adalah sholat malam atau disebut juga (Sholatul lail) karena waktu untuk melaksanakan sholat ini dilakukan pada malam hari sesudah tidur dan waktu yang paling utama dikerjakan akhir sepertiga malam sampai masuk waktu subuh dan ditutup dengan Sholat witir.

Doa Setelah Sholat Tahajud Dan Artinya

Pada dasarnya sholat tahajud sama seperti ibadah Sholat sunnah lainnya, yang berbeda yaitu bacaan niatnya dan waktu mengerjakan sholat tahajut dilakukan di sepertiga malam. Berikut ini Rejeki Nomplok akan memeberikan doa sesudah sholat tahajud kepada teman-teman semua seperi yang dilakukan Rasulullah SAW.

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

Artinya :

Ya, Allah, Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi beserta isinya. Bagi-Mulah segala puji. Engkau raja punguasa langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mulah pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi Mulah segala puji, Engkaulah yang hak, dan janji-Mu adalah benar, dan perjumpaan-Mu adalah hak, dan neraka adalah hak, dan nabi-nabi itu hak, dan nabi Muhammad SAW.

Adalah benar dan saat hari kiamat itu adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah aku berserah diri dan kepada-Mulah aku beriman dan kepada-Mulah aku bertawakal, kepada engkau jualah aku kembali dan kepada-Mulah aku rindu dan kepada Engkaulah aku berhukum.

Ampunilah aku atas dosa yang telah aku lakukan dan yang kemudian baik yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Tuhan terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau atau tidak ada Tuhan selain Engkau. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah.

Baca juga : Doa

Niat Sholat Tahajud

Bacaan niat sholat Tahajjud sangatlah pendek, sehingga sangat mudah untuk diingat yaitu :

اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatat Tahajjudi Rak’a taini Lillahi ta’aalaa.

Jika kita niat dalam bahasa Indonesia yaitu:

Aku niat sholat Tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Sholat Tahajud

erakan sholat tahajud tidak berbeda dengan gerakan sholat fardhu dan sunnah lain. Berikut tata cara melaksanakan sholat Tahajud, serta langkah-langkah yang harus dilaksanakan ialah :

  1. Membaca niat sholat Tahajud dengan pelan serta menghayati artinya dalam hati.
  2. Takbiratul Ihram, mengucapkan takbir (Allahhuakbar) sambil mengangkat kedua tangan ke atas seperti takbir sholat biasanya.
  3. Berdiri bagi yang mampu (khusus Sholat fardhu),  Sholat sunat boleh duduk walaupun mampu .
  4. Membaca surat Al-fatihah (lebih baik lagi jika membaca doa iftitah karena sifatnya sunnah).
  5. Membaca surat pendek Al Quran seperti An-Nas, Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau surat lainnya dalam Al Quran (perlu diketahui juga bahwa membaca ayat atau surat tertentu hukumnya sunnah, bukan wajib).
  6. Melakukan gerakan ruku (Ruku dengan thumaninah), i’tidal  (I’tidal dengan thumaninah), sujud (sujud dua kali dengan thumanina), hingga salam sambil membaca bacaan untuk gerakan tersebut (membaca Tasyahud atau Tahiyyaat akhir pada duduk akhir dan shalawat atas Nabi saw pada duduk akhir).
  7. Untuk rakaat selanjutnya, ikuti langkah 2-6 dengan tertib.
  8. Gerakan sholat diakhiri dengan salam. Setelah sholat, disunahkan membaca Wirit, Tasbih, Tahmid, Takbir, Sholawat, Istigfar, dan Doa Sholat Tahajud.

Bacaan Sholat Tahajud

Dari subab tatacara sholat Tahajud diatas dapat kita ketahui, bacaan sholat Tahajud tidaklah berbeda dengan sholat Fardhu, seperti ;

  1. Diawali dengan membaca surat Al-Fatihah dan di sunnah kan membaca doa iftitah agar lebih baik lagi.
  2. Membaca surat-surat pendek seperti Al- Ikhlas, Al-Ashr, dan surat lainnya pada jus 30. Namun perlu di ketahui membaca potongan surat dengan ayat yang lebih panjang lebih utama, seperti yang dijelaskan fadillah Tahajud dengan membaca 10, 100, atau 1000 ayat dibawah ini.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ

Dari  Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash Rasulullah SAW bersabda:“Barang siapa yang bangun untuk melaksanakan Sholat malam  kemudian membaca sepuluh ayat  al-quran, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang-orang yang lupa.

Barang siapa yang  bangun untuk  Sholat malam dengan membaca seratus ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang-orang yang tunduk, dan barang siapa bangun untuk Sholat malam  dengan membaca seribu ayat, maka dia akan dicatat sebagai  golongan orang-orang yang mendapat pahala berlipat-lipat (muqanthirin)”.  HR Abu Dawud 1190, shahih.

Baca juga : doa sholat dhuha

Dzikir Setelah Sholat Tahajud

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa-atubu ilaih”. (Hamba memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan Hamba bertaubat kepada Allah).

Lafadz dzikir ini dibacakan sebanyak-banyaknya atau minimal 33 kali sampai 100 kali. setelah itu bisa dilanjutkan dengan membaca Tasbih (subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar) dan Shalawat Nabi (allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad). Dibacakan sebanyak 32 kali atau lebih agar ibadah lebih sempurna.

Waktu Sholat Tahajud

Mengenai waktu yang tepat ada banyak pendapat,  tahajjud bisa dilaksanakan setelah waktu isya’ namun dari banyak pendapat hampir semua sepakat waktu yang paling utama dikerjakan akhir sepertiga malam sampai masuk waktu subuh dan ditutup dengan Sholat witir.

Perhitungan waktu sepertiga malam :

  1. Pertama: Kira-kira pukul 19.00 s/d pukul 22.00
  2. Kedua : Kira-kira pukul 22.00 s/d pukul 01.00
  3. Ketiga : Kira-kira pukul 01.00 s/d masuk waktu subuh

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan Sholat sunnah. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Rabbnya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan terijabahinya (terkabulnya) do’a. Saat itu adalah waktu untuk mengemukakan berbagai macam hajat kepada Allah.”

Berapa Rakaat Sholat Tahajud

Sholat Malam Tahajud ini dikerjakan dengan Minimal 2 Rakaat dan maksimal sebanyak – banyaknya tanpa ada batasan. Sholat  tahjut seperti sholat sunah lainnya yaitu dilakukan dengan 1 kali salam.

Hadits Shahih dari Zaid bin Al Juhani yang mengatakan bahwa : ” Zaid bin Al Juhani tau memperhatikan Sholat malam yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi, mengerjakan dua rakaat ringan, setelah itu Nabi mengerjakan dua rakaat yang panjang, lalu Nabi kerjakan Sholat dua rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya.

Setelah itu Nabi kerjakan Sholat 2 Rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Nabi pun kerjakan Sholat 2 Rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya, dan Nabi pun kerjakan Sholat 2 Rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Dan yang terakhir Beliau Berwitir sehingga jadilah Beliau mengerjakan Sholat Malam ketika itu sebanyak 13 Rakaat dengan Sholat Witir sebanyak 1 Rakaat ”.

Terlepas dari itu, bolehkah mengerjakan Sholat Malam lebih dari 13 Rakaat ?seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?  jawabannya boleh, karena Sholat Sunnah ialah Amalan Ibadah yang baik sehingga tak ada batasan jumlah raka’atnya.

Dalam hal ini terdapat Hadits Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan menyelisihi pilihan yang beliau pilih untuk dirinya sendiri ”. Dari penjelasan Al-Qadhi Iyadh kita boleh melaksakan sholat sunnah malam lebih dari 13 rakaat baik tahajut mapun sholat sunnah lainnya dan hal ini bukan termasuk dalam perbuatan Bid’ah.

Baca juga : tata cara sholat tahajud

Keutamaan Sholat Tahajud

Pertama: Sholat tahajud adalah sifat orang bertakwa dan calon penghuni surga. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ >15< آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ >16< كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ >17< وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ <18

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 15-18).

Kedua: Tidak sama antara orang yang Sholat malam dan yang tidak.

Allah Ta’ala berfirman,

أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9).

Yang dimaksud qunut dalam ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu’. Salah satu maksud ayat ini, “Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian? Jawabannya, tentu saja tidak sama.

Ketiga: Sholat tahajud adalah sebaik-baik Sholat sunnah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik Sholat setelah Sholat wajib adalah Sholat malam.”

Keempat: Sholat tahajud adalah kebiasaan orang sholih.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ

Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (sholat malam) karena sholat malam adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Sholat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ”

Kelima: Sebaik-baik orang adalah yang melaksanakan sholat tahajud.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan mengenai ‘Abdullah bin ‘Umar,

« نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ ، لَوْ كَانَ يُصَلِّى بِاللَّيْلِ » . قَالَ سَالِمٌ فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ لاَ يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلاَّ قَلِيلاً

“Sebaik-baik orang adalah ‘Abdullah (maksudnya Ibnu ‘Umar) seandainya ia mau melaksanakan sholat malam.”

Manfaat Sholat Tahajud

Rasulullah bersabda, “Barang siapa menjaga sholat tahajud dengan sungguh-sungguh, maka Allah memberinya sembilan kemuliaan, terdiri dari lima kemuliaan didunia dan empat di akhirat.”

Kemuliaan di dunia:

  1. Allah jauhkan dari bencana
  2. Tanda kesholehan memancar diwajahnya
  3. Akan dicintai hamba Allah yang sholeh pula dan disegani manusia
  4. Bicaranya jadi hikmah dan berwibawa
  5. Mudah memahami Agama Allah.

Kemuliaan di akhirat:

  1. Bangkit dengan wajah penuh cahaya
  2. Mudah saat di hisab
  3. Seperti kilat menyambar melewati shirot
  4. Menerima catatan amal dari sebelah kanan.

Manfaat sholat Tahajud Untuk Kesehatan

  1. Metabolisme karbohidrat dan asam amino dengan meningkatkan konsentrasi gula dalam darah.

Pada orang yang tidak melaksanakan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi menaik, membuat metabolisme karbohidrat dan asam amino tinggi, sehingga konsentrasi gula dalam darah menjadi naik. Sebaliknya dengan orang yang melaksanakan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi menurun, sehingga mempengaruhi turunnya gula dalam darah.

  1. Memperkuat kerja jantung dan merangsang epinephrin dan angiotensin II.

Bagi orang yang tidak melaksanakan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi menaik, sehingga merangsang peningkatan epinephrin yang berakibat meningkatnya kerja jantung dan kontraksi pembulu darah (Vasokontriktor). Sebaliknya, dengan orang yang melaksanakan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi menurun, dapat merendahkan epinephrin, sehingga kerja jantung stabil dan pembuluh darah tidak kontraksi.

  1. Menghambat Ekskresi Urine

Bagi orang yang tidak sholat melakukankan tahajud, kadar kortisolnya menjadi menaik, dapat menghambat ekskresi urine sehingga mampu menimbukan beban ginjal yang berlebihan. Sebaliknya dengan orang yang melakukan sholat tahajud kadar kortisolnya menjadi rendah, tidak menghambat ekskresi urine (stagnasi cairan) sehingga beban ginjal tidak berlebihan.

  1. Menyebabkan perubahan EEG pada otak dan jiwa (euforia, depresi, mudah tersinggung, emosi yang labil)

Bagi orang yang tidak melakukan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi manaik, dapat mengakibatkan perubahan EEG pada otak dan jiwa, di antaranya yaitu menyebabkan depresi, mudah tersinggung, emosi labil dan euforia. Sebaliknya dengan orang yang melaksanakan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi menurun sehingga EEG stabil dan normal.

  1. Menghambat pembentukan limfosit.

Bagi orang yang tidak sholat melaksanakan tahajud, kadar kortisolnya menjadi menaik, sehingga dapat menghambat pembentukan limfosit. Sebaliknya dengan orang yang melaksanakan sholat tahajud, kadar kortisolnya menjadi menurun sehingga limfosit tidak terhambat.

Bacaan Sholat Muhammadiyah Lengkap Beserta Artinya

Bacaan Sholat Muhammadiyah Lengkap Beserta Artinya

Bacaan Sholat Muhammadiyah Lengkap Beserta Artinya – Sholat adalah suatu kewajiban ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada kita. Sholat juga merupakan suatu amalan yang dipertanyakan kepada Allah SWT kelak di akhirat nanti. Perintah sholat juga dijelaskan pada Al-qur’an maupun hadist Nabi Muhammad SAW.

وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Wa aqiimush-sholaata wa aatuz-zakaata warka’uu ma’arrakiin.

“Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang yang rukuk.”

 *مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ,, وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا,, وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ*

Muuru alaadakum bish-shalaati wa hum abnaa’u sab’i siniin wadhibuuhum ‘alaiha wa hum abnaa’u ‘asyrin wafaraquu baiinahum fiilmadhaaji’i.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Perintahlah anak-anakmu mengerjakan sholat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan pukullah mereka diwaktu mereka sudah berumur sepuluh tahun (Jika enggan mengerjakan sholat) dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka (maksudnya antara anak laki-laki dan perempuan).”

Rasulullah SAW sudah mengajarkan Ibadah sholat , baik  secara dari gerakan maupun bacaan sholat, yang sudah dijelaskan dari hadist-hadist beliau . Oleh sebab itu sholat sudah ada tatacaranya, maka kita sebagai umat Nabi Muhammad tentu ibadah sholat yang kita laksnakan juga harus seperti apa yang diajarkan oleh beliau baik gerakan maupun bacaanya.

Bacaan Doa Sholat Menurut Keyakinan Muhammadiyah

Bacaan sholat yang telah diputuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah hanya memilih hadist-hadist yang Shahih atau yang kuat. Selain itu Muhammadiyah juga tidak hanya mengikuti terhadap satu mahzab saja, Muhammadiyah terkadang memiliki pendapat yang sama dengan mahzab Syafi’i, Maliki, Hanafi maupun mahzab Hambali.

Do’a Iftitah Muhammadiyah

*اَللّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ*

*Allaahumma baa’id bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa ‘adta bainal-masyriqi wal-maghrib*.

*اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ*

*Allaahumma naqqinii minal khotoo-yaa kamaa yunqqots tsaubul abyadhuu minaddanas*.

*اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ*

 *Allaahumma-ghsil khotoo-yaa ya bil maa i-wats tsalji wal-barod*.

Artinya:

“Ya Allah, jauhkan lah aku dari pada kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat.

Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa sebagiamana bersihnya kain putih dari kotoran.

Ya Allah, sucikanlah segala kesalahanku dengan air, salju dan air embun sebersih-bersihnya.”

Do’a Ruku Muhammadiyah

  سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ

Subhaana rabbiyal ‘adziim (dibaca 3x)

Artinya :

“Maha suci tuhanku yang Maha Agung.”

Do’a I’tidal Muhammadiyah

رَبَّنَا وَلَكَ اْلحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ

Robbanaa wa-lakalhamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaa-rokan fiihi. 

Artinya:

“Wahai Tuhan kami, bagi-Mu saja segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah,”

Do’a Sujud Muhammadiyah

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى

Subhaana rabbiyal a’laa

Artinya:

“Maha suci Tuhanku, yang maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak.”

Atau untuk do’a ruku dan i’tidal juga bisa membaca:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى 

Subhaanaka allaahuma robbanaa wa-bihamdika allaahumagh-firlii.

Artinya:

“Maha suci Engkau, ya Allah ya Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa dan kesalahanku.”

Do’a Duduk Diantara Dua Sujud

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى

Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.

Artinya:

Ya Allah maafkanlah aku. Kasihanilah aku. Cukupilah aku, Berilah petunjuk aku, dan berilah rizki untuk aku”.

Do’a Tasyahud Awal Muhammadiyah

 *اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ لِلّهِ*

Attahiyyaatu lillaahi wa-shsholawaatu wa-ththoyyibaat. 

“Segala kehormatan, segala karunia, segala shalat, dan semua amal shalih hanyalah kepunyaan Allah.”

*اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ*

Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa-rohmatullaahi wa-barokaatuh.

“Keselamatan atas engkau wahai Nabi Muhammad, demikian pula rahmat Allah dan keberkahannya.”

*اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَ*

Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin.

Keselamatan dicurahkan pula untuk kami dan atas seluruh hamba Allah yang shaleh-shaleh.”

*أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ*

Asyhadu anlaa ilaaha illallaah wa-asyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Aku Bersaksi tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

Do’a Shalawat Kepada Nabi

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَالِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَالِ مُحَمَّدٍ. كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَالِ إِبْرَاهِيْمَ. إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allaahumma sholli  alaa Muhammad wa-alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita alaa ibroohiim wa-aali ibroohiim. Wabaarik alaa Muhammad wa-aali Muhammad. Kamaa baarokta alaa ibroohiim wa-aali ibroohiim. Innaka hamiidummajiid.

Artinya:

“Ya Allah, berikanlah sholawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberikan sholawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi maha mulia.

Do’a Setelah Tasahud Awal Muhammadiyah

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ, فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Allahumma in-nii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro wa-laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. Faghfir-lii maghfirotan min ‘indika war-hamnii innaka antal ghofuurur rohiim.

Artinya:

“Ya Allah, sungguh aku banyak mendholimi diriku, dan tidak ada yang bias mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu ampuni dosa-dosaku dengan ampunan dari sisi-Mu dan berikanlah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Mengampuni Lagi Maha Penyayang.

Do’a Setelah Tasahud Akhir

اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ, وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَمَاتِ, وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi Jahannam, Wa-min ‘adzaabil qobri, Wa-min fitnatil mahyaa walmamaati. Wa-min syarri fitnatil masiihiddadjaal.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siska Neraka Jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan serta fitnah setelah kematian, dan dari kejahatan fitnah al-Masih ad-Dajjal.”

Do’a Salam

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalaamua’alaikum wa-rohmatullaahi wa-barokaatuh.

Artinya:

“Semoga keselamatan dan Rahmat Allah dan keberkahan-Nya terlimpahkan kepada kalian.”

Baca juga: doa sholat dhuha

Dzikir Setelah Sholat Fardhu Muhammadiyah

أَسْتَغْفِرُالله

Astaghfirullah (dibaca 3x)

Artinya:

“Aku mohon ampun kepada Allah.”

 اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَم وَمِنْكَ السّلاَم تَبَارَكْتَ يَاذَالْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ

Allohumma antas salaam, wa-minkas salaam tabaarokta yaa dzaljalaali wal-ikrom.

Artinya:

“Ya Allah, Engkau maha sejahtera, dan hanya dari-Mu kesejahteraan, Maha suci Engkau, Wahai tuhan pemilik keangungan dan pemilik kemulian.”

Membaca Ayat Kursi

اللهُ لاَ اِلَهَ إِلاَّ هُوَالحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموتِ وَالأَرْضِ وَلاَ يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allahu laa ilaha ilallah huwal khayum,  qoyyumu laa ta’ hudzu sinatuwwa-laa naum, lahu maa fissamawati  wa-maa filardhi, mandzaladzii yasfa’u ‘indahu ilaa bi idznihi ya’lamu ma baina aidihim wa-ma kholfahum ma ma yukhiithuuna  bisyain min ‘ilmihi ilaa bimaa syaa, wasin’a kursiyyuhus samawati wal ardhi, wa-laa yauduhu khiftuhma wa-huwal ‘aliyyul ‘adhiim.

Artinya:

“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (Makhluknya); tidak mengantuk dan tidu. Kepunyan-Nya apa-apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat disisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka  tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allaj melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat  memelihara keduanya, dan Allah Maha tinggi lagi Maha Besar.”

Membaca surah Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-nas

Surah Al-Ikhlas:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

.. قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ..  اللَّهُ الصَّمَدُ  ..  لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ..  وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Qul huwa allaahu ahad(1). Allaahu alshshamad(2). Lam yalid walam yuulad(3). Walam yakullahu kufuwan ahad(4).

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), “ Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Surah Al-Falaq:

ِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ.. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ..  وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ.. وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ.. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Qul a’uudzu birabbil falaq(1). Min syarri maa khalaq(2). Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba(3). Wamin syarrin naffaatsaati fii al’uqadi(4). Wamin syarri haasidin idzaa hasada(5).

Artinya:

“ Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang mengusai subuh (fajar)(1). Dari kejahatan (Mahluk yang) Dia ciptakan(2). Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita(3). Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)(4). Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila dia dengki(5).”

Surah An-nas:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ..  مَلِكِ النَّاسِ..  إِلَهِ النَّاسِ.. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ.. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ.. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

Qul a’uudzu birabbin naas(1). Malikin naas(2). Ilaahin naas(3). Min syarril waswaasil khannaas(4). Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas(5). Minal jinnati wannaas(6).

Artinya:

“ Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia(1). Raja manusia(2). Sembahan manusia(3). Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi(4). Yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia(5). Dari (golongan) jin dan manusia(6).”

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah…. Dibaca 33x

Artinya:

“Maha suci Allah.”

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah…. Dibaca 33x

Artinya:

“Segala Puji bagi Allah.”

اللهُ أَكْبَر

Allahu akbar…. Dibaca 33x

Artinya:

“Allah Maha Besar.”

لاَإِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallohu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syai’in qodiir.

Artinya:

“Tidak  ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah segala kerajaan, dan bagi-Nya segala puji. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Demikianlah Bacaan Sholat Muhammadiyah Lengkap Beserta Artinya semoga bermanfaat dan memudahkan anda untuk lebih mendekatkan diri Kepada Allah SWT.

Doa Sholat Dhuha | Tata Cara, Niat dan Bacaannya [Lengkap]

Doa Sholat Dhuha | Tata Cara, Niat dan Bacaannya [Lengkap]

Halo saudaraku, teman-teman rejeki nomplok. Kali ini kita akan sharing sholat dhuha baik tatacara sholat dhuha, doa sholat dhuha hingga bacaan-bacaan yang ada ketika ketika kita melakukan sholat dhuha.

Shalat dhuha adalah salah satu dari sekian macam shalat sunnah yang ada dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad (Sunnah Mu’akkadah) untuk dilakukan selain shalat tahajud,shalat sunnah rawatib, shalat witir, dan  lain-lain. Mungkin teman-teman rejeki nomplok ada yang baru tau bahwa sholat dhuha bisa menggantikan amalan sedekah lho . Dari Abu Dzar Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

ketika pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian, untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih bisa sebagai sedekah. Setiap bacaan tahmid bisa sebagai sedekah. Setiap bacaan tahlil  bisa sebagai sedekah. Dan setiap bacaan takbir juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf  dan nahi mungkar  adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at“.

Betapa indahnya agama islam, kita sebagai khalifah di Bumi ini sudah di beri kunci-kunci untuk bekal kita kelak diakhirat salah satunya dengan bersedekah (sholat dhuha). Untuk mengetahui lebih dalam sholat sunnah dhuha mari simak penjelasan-penjelasan sholat dhuha.

 

Sholat sunnah Dhuha

Niat Sholat Dhuha

Seperti melaksana sholat-sholat sunnah lainnya sudah pasti untuk melaksanakan sholat dhuha, kita terlebih dahulu mengetahui niat sholat dhuha.  Berikut adalah doa niat sholat dhuha:

Ushollii Sunnaatad dhuha Rak’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillaahi Ta’aala“.

Dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti ” Saya Niat Sholah Sunnah Dhuha 2 Rakaat Menghadap Kiblat Karena Allah Ta’ala”.

Tata Cara Sholat Dhuha

Shalat Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik kira-kira ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya atau kurang lebih pukul tujuh pagi hingga akan tiba waktu dzuhur. Jumlah rakaat sholat sunnah dhuha bisa dengan 2, 4, 8 atau 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.

Dalam melakasanakan sholat sunnah dhuha, bisa kita lakukan secara berjama’ah atau juga bisa dilakukan secara sendirian. Untuk melakukan sholat sunnah dhuha pertama kali yang kita harus lakukan adalah dalam kondisi suci, kemudian kita baru bisa menunaikan sholat dhuha.

Jika kita sudah dalam keadaan suci atau sudah berwudhu maka langkah selanjutnya adalah membaca niat. Niat sholat dhuha bisa kita ucapkan dengan cara lisan atau dalam hati. Madzhab imam syafi’i adalah dengan cara diucapkan, dalam pelaksanaan niat  bergantung pada madzhab apa yang anda ikuti, ada yang dibaca dan ada yang sekedar niat.

Kemudian melakukan takbiratul ihrom, laku kita membaca doa ifititah di sambung dengan surat al Fatihah serta surat yang kita bisa atau hafal.

Baca juga: Tata Cara Sholat Tahajud Niat, Doa dan Keutamaannya Lengkap

berwudhu sebelum sholat dhuha

Bacaan Sholat Dhuha

Dalam bacaan surat ketika melakukan sholat sunnah dhuha ada yang mengatakan raka’at pertama membaca surat Asy-Syam lalu rakaat kedua membaca surat Adh dhuha atau bisa membaca surat yang kita sudah hafal. Karena tidak ada perintah khusus dalam melaksanakan sholat dhuha untuk membaca surat yang dianjurkan.

Kita juga boleh-boleh saja membaca surat pada raka’at 1 dan 2 yaitu surat Adh dhuha karena memiliki nilai-nilai yang baik dan dapat kita amalkan dalam kehidupan kita.

Sujud ketika sholat dhuha

Doa Setelah Sholat Dhuha

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

 

Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha Mu. Keagungan adalah keagunan Mu. Keindahan adalah keindahan Mu. Kekuatan adalah kekuatan Mu. Penjagaan adalah penjagaan Mu.

Ya Allah, jika rezeki hamba berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi maka keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah.  Jika haram sucikanlah. Jika jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha Mu, Kekuasaan Mu Wahai Tuhanku, Limpahkanlah kepada ku segala yang telah engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang sholeh”.

Waktu Sholat Dhuha

Waktu tiba untuk melaksanakan sholat sunnah dhuha dibagi menjadi 2 yaitu:

Waktu pertama, ketika setelah matahari terbit dan menjulang tinggi hingga setinggi tombak, kira-kira 15 menit setelah matahari terbit. Kedua atau akhir waktu sholat yaitu, dekat dengan waktu syawal saat matahari akan tergelincir ke barat. Untuk waktu paling utama dalam melaksanakan sholat sunnah dhuha adalah ketika kondisi semakin panas seperti yang dijelaskan pada hadist berikut :

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنْ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلَاةَ فِي غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Sesungguhnya Zaid bin Arqam melihat kaum melakukan shalat dhuha. Kemudian Zaid bin Arqam berkata “Apakah mereka belum mengetahui bahwa, shalat pada selain waktu ini lebih utama Sesungguhnya. dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa shalat al-awwabîn ialah ketika seekor anak onta kepanasan”.

waktu sholat dhuha

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat sunnah dhuha selain sholat sunnah yang Mu’akkadah, sholat sunnah ini memiliki keutamaan diantaranya :

1. Simpel namun Pahalanya Seperti Sedekah

Seperti hadist yang telah kita bahas, bahwa sholat dhuha salah satunya sebagai sedekah diantara 360 persendian kita. Sedekah bisa juga dengan tersenyum dan hal-hal baik lainnya, namun jika kita tidak mampu melakukannya karena suatu hal tertentu kita dapat menggantinya dengan melakasakan 2 raka’at sholat sunnah dhuha.

2. Sholat Dhuha Sebagai Investasi Amal Cadangan

Kita tahu bahwa kelak kita dipertanyakan amalan yang telah kita lakukan di Dunia, pertama kali dipertanggungjawabkan adalah sholat wajib kita. Maka untuk menyempurnakan sholat wajib, kita bisa melakukan sholat sunnah salah satunya yaitu sholat dhuha. Maka apa bila kita mampu melaksanakan sholat dhuha dengan terus menerus tanpa disadari bahwa kita telah berinvestasi.

3. Ghanimah atau Keuntungan Besar

Pada suatu kisah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim pasukan muslimin untuk berperang melawan musuh Allah SWT, pada akhirnya pasukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menang dan mendapatkan harta musuh Allah SWT.

Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan ada yang lebih utama dan lebih baik dari mudahnya memperoleh kemenangan dan harta rampasan perang yaitu sholat dhuha, seperti yang dijelaskan pada hadist berikut:

Dari Abdulloh bin Amr bin Ash, ia berkata “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan perang, kemudian pasukan tersebut mendapatkan harta rampasan perang yang banyak dan cepat kembali dari medan perang. Orang-orangp ramai memperbincangkan cepat selesainya perang, banyaknya harta rampasan, dan cepat kembalinya mereka.

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Maukah aku tunjukkan kepada kalian semua sesuatu yang lebih cepat dari selesai perangnya, lebih banyak harta rampasan serta cepatnya kembali. Yaitu orang yang mau melaksanakan wudhu lalu menuju masjid untuk melaksanakan sholat sunah dhuha. Dialah yang lebih cepat selesai dari perangnya dan lebih cepat kembalinya.”Hadist riwayat Ahmad.

Manfaat Sholat Dhuha

Sholat dhuha memiliki beberapa manfaat diantaranya :

Sholat Dhuha Baik Untuk Kesehatan

  1. Olahraga Tanpa Disadari
  2. Melancarkan Peredaran Darah
  3. Menormalkan Produksi Hormon

Sholat Dhuha Baik Untuk Rohani

  1. Membuat Jiwa Lebih Tenang
  2. Menghilangkan Stress

Sholat Dhuha Bisa Untuk Kecantikan

  1. Wajah Menjadi Bersih
  2. Wajah Menjadi Berseri

Sholat Dhuha Untuk Kesuksesan

  1. Membuka Pintu Rizqi

Batas Waktu Sholat Dhuha

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa waktu pertama melaksanakan sholat dhuha, yaitu ketika setelah matahari terbit dan menjulang tinggi hingga setinggi tombak atau sekitar jam 07.00 Kedua atau akhir waktu sholat yaitu, dekat dengan waktu syawal saat matahari akan tergelincir ke barat sekitar jam 11.00. Untuk waktu paling utama dalam melaksanakan sholat sunnah dhuha adalah ketika kondisi semakin panas.

Dzikir Setelah Sholat Dhuha

Bagi kita yang memiliki waktu yang banyak ketika melaksanakan sholat dhuha, sangat bermanfaat sekali melakukan dzikir dan amalan-amalan lainnya. Karena dengan begitu kita dapat lebih mendekatkan diri dan memohon keda Allah SWT.

dzikir setelah sholat dhuha

Banyak ulama menyarankan amalan-amalan diantaranya membaca surat al ma’tsurat, yasin, Al waqiah dan surat pilahan lainnya serta membaca  99 asmaul husna. Berikut Dzkir yang dapat kita pakai ketika melaksanakan sholat dhuha:

  1. Astagfirullaahal-‘azhiim, “bisa dibaca 3 hingga 33 kali.
  2. Subhanallahi Wa bihamdihi “Membaca kalimat tasbih hingga 100 kali.
  3. Kemudian membaca sholawat. “allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad”
  4. Kemudian lanjutkan memohon doa dengan khusyuk apa yang kita panjatkan kepada Allah SWT.
Tata Cara Sholat Tahajud | Niat, Doa dan Keutamaannya [Lengkap]

Tata Cara Sholat Tahajud | Niat, Doa dan Keutamaannya [Lengkap]

Sholat ialah berhadap kepada Allah, bukan sekedar berhadap fisik namun berhadap Hati sebagai bentuk ibadah. Ada kekhusyukan dan keikhlasan dalam tiap kata dan kegiatanya sholat tahajud sendiri ialah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, sedikitnya dua rakaat.

Waktu sholat tahajut dimuali setelah sholat isya’ sampai dengan fajar. Shalat Tahajud sendiri dapat dilakukan ketika sudah tebangun dari tidur sekalipun hanya lelap sekejap. Maka jika melakukannya dengan malam terjaga tidak dapat disebut sholat Tahajud, namun sholat sunnah seperti witir dan sebagainya.

Niat Sholat Tahajud

Bacaan niat sholat Tahajjud sangatlah pendek, sehingga sangat mudah untuk diingat yaitu :

Ushalli Sunnatat Tahajjudi Rak’a taini Lillahi ta’aalaa. Jika kita niat dalam bahasa Indonesia yaitu: “Aku niat sholat Tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Cara Sholat Tahajud

Gerakan sholat tahajud tidak berbeda dengan gerakan sholat fardhu dan sunnah lain. Berikut tata cara melaksanakan sholat Tahajud, serta langkah-langkah yang harus dilaksanakan ialah :

  1. Membaca niat sholat Tahajud dengan pelan serta menghayati artinya dalam hati.
  2. Takbiratul Ihram, mengucapkan takbir (Allahhuakbar) sambil mengangkat kedua tangan ke atasseperti takbir sholat biasanya.
  3. Berdiri bagi yang mampu (khusus shalat fardlu),  Sholat sunat boleh duduk walaupun mampu .
  4. Membaca surat Al-fatihah (lebih baik lagi jika membaca doa iftitah karena sifatnya sunnah).
  5. Membaca surat pendek Al Quran seperti An-Nas, Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau surat lainnya dalam Al Quran (perlu diketahui juga bahwa membaca ayat atau surat tertentu hukumnya sunnah, bukan wajib).
  6. Melakukan gerakan ruku (Ruku dengan thumaninah), i’tidal  (I’tidal dengan thumaninah), sujud (sujud dua kali dengan thumanina), hingga salam sambil membaca bacaan untuk gerakan tersebut (membaca Tasyahud atau Tahiyyaat akhir pada duduk akhir dan shalawat atas Nabi saw pada duduk akhir).
  7. Untuk rakaat selanjutnya, ikuti langkah 2-6 dengan tertib.
  8. Gerakan sholat diakhiri dengan salam. Setelah sholat, disunahkan membaca Wirit, Tasbih, Tahmid, Takbir, Sholawat, Istigfar, dan Doa Sholat Tahajud.

Bacaan Sholat Tahajud

Dari subab tatacara sholat Tahajjud diatas dapat kita ketahui, bacaan sholat Tahajjjud tidaklah berbeda dengan sholat Fardhu, seperti ;

  1. Diawali dengan membaca surat Al-Fatihah dan di sunnah kan membaca doa iftitah agar lebih baik lagi.
  2. Membaca surat-surat pendek seperti Al- Ikhlas, Al-Ashr, dan surat lainnya pada jus 30. Namun perlu di ketahui membaca potongan surat dengan ayat yang lebih panjang lebih utama, seperti yang dijelaskan fadillah Tahajud dengan membaca 10, 100, atau 1000 ayat dibawah ini.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ

Dari  Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash Rasulullah SAW bersabda:“Barang siapa yang bangun untuk melaksanakan shalat malam  kemudian membaca sepuluh ayat  al-quran, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang-orang yang lupa.

Barang siapa yang  bangun untuk  shalat malam dengan membaca seratus ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang-orang yang tunduk, dan barang siapa bangun untuk shalat malam  dengan membaca seribu ayat, maka dia akan dicatat sebagai  golongan orang-orang yang mendapat pahala berlipat-lipat (muqanthirin)”.  HR Abu Dawud 1190, shahih.

Doa Sesudah Sholat Tahajud

اَللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Ya Allah Bagi-Mu lah segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Milik Mu lah segala puji. Engkaulah raja dari maha Raja pemilik langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji.

Engkaulah Yang Hak janjiMu lah yang benar, pertemuan dengan Mu adalah benar, perkataanMu benar, surga itu benar (ada), neraka itu benar (ada), para nabi itu benar, Nabi Muhammad saw itu benar, dan hari kiamat itu benar(ada).

Wahai Allah! Hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku beriman, hanya kepada-Mu lah aku bertawakkal hanya kepadaMu lah aku kembali, hanya dehgan-Mu lah kuhadapi musuhku, dan hanya kepadaMu lah aku berhukum.

Oleh karena itu ampunilah segala dosaku, yang telah kulakukan dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, dan dosa-dosa lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah Yang Maha Terdahulu dan Engkaulah Yang Maha Terakhir. tak ada Tuhan selain Engkau, dan tak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

Baca Juga, doa anak sholeh

Waktu Sholat Tahajud

Sebelumnya kita sudah mengetahui dimana waktu pelaksanaan sholat Tahajud sendiri, yaitu ba’da isya’ sampai terbit fajar dengan syarat sudah terbnagun dari tidur. Namun untuk sepanjang malam itu ada 3 bagiannya  yaitu, saat-saat utama, lebih utama, dan paling utama.

  1. Sepertiga pertama, kira-kira sejak pukul 7 malam hingga pukul 10 malam, yang merupakan  saat utama.
  2. Sepertiga kedua, yaitu sekitar pukul 10 malam hingga pukul 1 pagi, waktu ini merupakan saat lebit utama, dan
  3. Sepertiga ketiga, yang kira-kira dimulai pukul 1 pagi sampai dengan masuknya waktu subuh, dan waktu ini adalah saat yang paling utama.

عَمْرُو بْنُ عَبَسَةَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنْ الْعَبْدِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ

Dari Amr bin‘Abasah bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Waktu yang paling dekat antara Rabb dengan seorang hamba adalah pada tengah malam terakhir, maka apabila kamu mampu menjadi golongan orang-orang yang berdzikir kepada Allâh (shalat) pada waktu itu, lakukanlah!”. HR Tarmidzi 3503, shahih.

Berapa Rakaat Sholat Tahajud

Sholat Malam Tahajud ini dikerjakan dengan Minimal 2 Rakaat dan maksimal sebanyak – banyaknya tanpa ada batasan. Sholat  tahjut seperti sholat sunah lainnya yaitu dilakukan dengan 1 kali salam.

Hadits Shahih dari Zaid bin Al Juhani yang mengatakan bahwa : ” Zaid bin Al Juhani tau memperhatikan Sholat malam yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi, mengerjakan dua rakaat ringan, setelah itu Nabi mengerjakan dua rakaat yang panjang, lalu Nabi kerjakan Sholat dua rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya.

Setelah itu Nabi kerjakan Sholat 2 Rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Nabi pun kerjakan Sholat 2 Rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya, dan Nabi pun kerjakan Sholat 2 Rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Dan yang terakhir Beliau Berwitir sehingga jadilah Beliau mengerjakan Sholat Malam ketika itu sebanyak 13 Rakaat dengan Sholat Witir sebanyak 1 Rakaat ”.

Terlepas dari itu, bolehkah mengerjakan Sholat Malam lebih dari 13 Rakaat ?seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?  jawabannya boleh, karena Sholat Sunnah ialah Amalan Ibadah yang baik sehingga tak ada batasan jumlah raka’atnya.

Dalam hal ini terdapat Hadits Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan menyelisihi pilihan yang beliau pilih untuk dirinya sendiri ”. Dari penjelasan Al-Qadhi Iyadh kita boleh melaksakan sholat sunnah malam lebih dari 13 rakaat baik tahajut mapun sholat sunnah lainnya dan hal ini bukan termasuk dalam perbuatan Bid’ah.

Dzikir Setelah Sholat Tahajud

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaih”. (Hamba memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan Hamba bertaubat kepada Allah).

Lafadz dzikir ini dibacakan sebanyak-banyaknya atau minimal 32 kali sampai 100 kali. setelah itu bisa dilanjutkan dengan membaca Tasbih (subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar) dan Shalawat Nabi (allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad). Dibacakan sebanyak 32 kali atau lebih agar ibadah lebih sempurna.

 

Manfaat Sholat Tahajud

  1. Diijabahnya doa-doa.
  2. Allah mengangkat derajat hamba-Nya ke tempat yang terpuji.
  3. Mendekatkan diri Kepada Allah SWT.
  4. Memperoleh berbagai Kemuliaan dari Allah SWT.
  5. Mengusir penyakit hati maupun fisik, serta meningkatkan kekebalan tubuh
  6. Menjauhkan diri dari kelalaian hati atau dalam kata lain menjadi tameng iman seorang mukmin.
  7. Menang dalam jihad melawan musuh serta di permudah segala kesulitannya.
  8. Meringankan lamanya berdiri pada hari kiamat.
  9. Mencegah perbuatan dosa dan menghapus kejahatan. Karena sholat selalu menumbuhkan iman kita.
  10. Muka tampak berkilau dan bercahaya.
  11. Jaminan masuk surganya Allah SWT.
  12. Penyelamat dari siksa neraka.
  13. Penyebab meninggal dengan keadaan Husnul Khatimah.

Keutamaan Sholat Tahajud

Pembaca yang budiman perlu diketahui melaksanakan sholat malam setelah pelaksanaan sholat wajib merupakan sholat yang paling baik.

  1. Doa-doa kita dikabulkan oleh Allah
  2. Janji surga bagi orang yang mengamalkan Qiyamul lail
  3. Janji tempat terpuji
  4. shalat satu raka’at di waktu malam sama dengan shalat sepuluh raka’at di waktu siang
  5. Menjadi cahaya di hari kiamat
Jadwal Sholat | Hari Ini, Jakarta, Surabaya, Bali, Pekanbaru [Terbaru 2018]

Jadwal Sholat | Hari Ini, Jakarta, Surabaya, Bali, Pekanbaru [Terbaru 2018]

Jadwal Sholat – Masuk waktu sholat adalah menjadi salah satu syarat sahnya atas sholat. Bila mana sholat dikerjakan diluar waktu maka sholat tersebut menjadi tidak sah. Waktu sholat akan sangat mudah kita ketahui bila kita mampu mendengarkan suara azan atau bila kita memiliki jadwal sholat. Namun bagaimana dengan kita yang tidak memiliki jam, tidak ada jadwal bahkan kita tidak dapat mendengarkan azan?

Mungkin diantara kita yang merasakan hal tersebut seperti di daerah hutan, tambang dan juga laut menjadi pemikiran kita. Bagaimana kita dapat mengetahui kapan waktu sholat fardhu tiba? jawabannnya adalah bisa, kita kembali lagi ke zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Pada zaman Nabi untuk mengetahui waktu sholat tiba tidak menggunakan alat seperti jam.

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Sesungguhnya sholat itu adalah wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” QS. An Nisa’ (4) : 103

Jadwal Sholat | Hari Ini, Jakarta, Surabaya, Bali, Pekanbaru [Terbaru 2018]

Berikut ini merupakan jadwal sholat hari ini, di Jakarta, Surabaya, Bali, Pekanbaru dan lain-lain

jadwal-sholat

Jadwal Sholat Per Hari Ini


jadwal-sholat

Untuk mengetahui lebih dalam,yuk kita simak cara menentukan atau mengtahui waktu sholat tanpa jam berikut ini.

Megetahui Waktu Tiba Dzuhur

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang artinya : Dan waktu dzuhur di mulai ketika matahari telah tergelincir.” (hadits riwayat Muslim).

Dan waktu dzuhur di mulai ketika matahari telah tergelincir.” (hadits riwayat Muslim)

Sholat dzuhur adalah sholat yang dikerjakan ketika matahari tergelincir kearah barat, setelah tepat berada di atas kepala kita.

Lalu bagaimana cara agar kita dapat melihatnya?

Tancapkan sebuah tongkat di tanah pada luar ruangan, dengan posisi tongkat tegak lurus terhadap bumi.

Kemudian amati panjang bayangan pada tongkat. Panjang bayangan tongkat tentu akan berubah mengikuti gerakan matahari. Bayangan tongkat yang semula berada di sebelah barat tongkat, lama-lama akan memendek lalu hilang atau tepat berada di bawah kaki kita. Mungkin untuk daerah yang berada tidak tepat dengan lintasan matahari, bayangan tongkat tidak benar-benar hilang atau memendek.

Bisa jadi condong ke utara atau ke selatan tergantung posisi matahari. Tapi saat itu bayangan akan stabil dalam beberapa menit tidak memendek dan belum juga memanjang.

Saat matahari tepat berada di atas kita panjang bayangan pada tongkat akan stabil tidak memendek ataupun memanjang . Di tempat tertentu yang tepat berada pada lintasan matahari bahkan bayangannya hilang atau tepat berada di bawah tongkat.

Setelah masa itu bayangan akan kembali bergerak mamanjang dan saat itulah waktu sholat dzuhur tiba.

Waktu sholat dzuhur berakhir ketika sudah masuk tiba waktu ashar yaitu ketika panjang bayangan tongkat sama dengan panjang tongkat. Sesuai dengan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam yang artinya : “Kemudian Jibril sholat dhuhur ketika bayangannya sama dengan benda.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash).”

Baca juga : doa

Megetahui Waktu Tiba Asar

Masuknya tiba waktu ashar bisa kita ketahui dari panjang bayangan dari tongkat yang kita tancapkan tadi. Jika bayangan lebih panjang dari tongkatnya maka itu berarti waktu ashar telah tiba.

Adapun akhir waktu ashar ada 2 macam:

  • Waktu ikhtiyari, yaitu ketika panjang bayangan sama dengan dua kali panjang tongkat.

Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya : “Dan pada hari kedua Jibril sholat bersama mereka ketika bayangan dua kali lipat panjang bendanya. Kemudian dia mengatakan waktu ashar adalah di antara dua ini”. (Hadits Riwayat Muslim).

  • Waktu idlthirari (waktu terpaksa), yaitu sampai tenggelamnya matahari.

“Barang siapa yang mendapatkan satu rakaat sebelum matahari tenggelam, berarti ia mendapatkan sholat ashar.”(hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi alangkah lebih baiknya jika kita tidak menunda sholat ashar sampai masuk waktu idlthirari (terpaksa).

Megetahui Waktu Tiba Magrib

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : “Dan waktu maghrib ketika terbenam matahari.”(hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Cara melihatnya adalah kita menghadap kearah matahari terbenam di atas bukit atau tembok yang tinggi. Jika sudah tidak ada lagi sinar matahari dari arah barat berarti sudah tiba masuk waktu maghrib. Biasanya di langit ditandai dengan warna kemerah-merahan.

Adapun waktu maghrib berakhir adalah ketika hilangnya warna kemerah-merahan di langit.

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : “dan waktu maghrib adalah selama syafaq (warna kemerah-merahan) belum hilang”.(hadits riwayat Muslim).

Baca juga : doa setelah sholat fardhu

Megetahui Waktu Tiba Isa

Awal tiba waktu Isya adalah ketika hilangnya warna kemerah-merahan yang ada di langit. Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya : “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Isya ketika terbenamnya warna kemerah-merahan.” (hadits riwayat Muslim).

Kemudian akhir waktu isya ada dua macam:

Waktu ikhtiyari (pilihan),yaitu sampai pertengahan malam. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,(artinya)”dan waktu Isya sampai pertengahan malam”. (HR. Muslim)

Wakti idlthirary (terpaksa), yakni sampai masuknya waktu subuh.

Megetahui Waktu Tiba Shubuh

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat subuh ketika fajar merekah”.(HR. Muslim).

Waktu tiba fajar adalah saat sebelum terbitnya matahari, ketika warna kemerah – merahan muncul di ufuk timur dan Ditandai dengan cahaya terang yang memancar secara horizontal pada garis cakrawala. Kemudian akhir waktu subuh dibagi dua yaitu :

Ikhtiyary (pilihan) terus berlangsungnya waktu tersebut.

Idlthirary (terpaksa) sampai terbitnya matahari sesuai dengan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam yang artinya: “Barangsiapa menjumpai rakaat sebelum terbitnya matahari sungguh telah menjumpai shalat subuh.” (HR. Bukhari no. 545 dan Muslim no. 656 dari Abu Hurairah).

Baca juga : doa sholat tahajud

Waktu Sholat Yang Paling Utama

Di antara amalan yang paling dicintai Allah adalah sholat tepat pada waktunya, yaitu di awal waktu selain waktu tertentu yang dikecualikan. Pertama, yaitu sholat dhuhur ketika udara sangat panas menyengat maka yang afdhol adalah menunggu sampai suhu udara turun (berangsur dingin). Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam yang artinya :

“Bila udara sangat panas terik maka tunaikanlah sholat tatkala udara mulai dingin.” (HR. Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah)

Kedua adalah sholat isya’. Yang paling afdhal adalah mengakhirkannya hingga pertengahan malam. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam yang artinya :

“Nabi mengakhirkan sholat isya’ sampai pertengahan malam, kemudian keluar melakukan sholat kemudian berkata: seandainya kalau bukan karena kelemahan pada orang lemah, rasa sakit yamg diderita orang sakit atau keperluan orang-orang yang punya hajat maka aku akan akhirkan sholat isya’ hingga pertengahan malam.” (HR. Abu Daud no. 358 dan Ahmad no. 10592 dari Abu Sa’id Al Khudri).

Waktu Haram Untuk Melaksanakan Sholat

Pertama Adalah ketika terbitnya matahari.

Waktu haram untuk melakukan sholat yang pertama ini dimulai sejak mulai terbitnya matahari hingga matahari meninggi sekitar ukuran satu tombak. Dalam rentang waktu tersebut tidak diperbolehkan melakukan sholat. Namun bila posisi tinggi matahari sudah mencapai satu tombak maka sah melakukan sholat secara mutlak.

Rasalullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: “Apabila matahari mulai muncul, tundalah sholat sampai ia benar-benar tampak. Apabila matahari mulai menghilang, tundalah sholat sampai ia benar-benar terbenam. (HR.Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu).

Kedua, Adalah ketika waktu istiwa sampai dengan tergelincirnya matahari selain pada hari Jum’at.

Waktu istiwa adalah waktu di mana posisi matahari tepat berada di atas kepala. Pada saat matahari berada pada posisi ini lah yang diharamkan untuk melakukan sholat. Perlu diketahui bahwa waktu istiwa’ sangat sebentar sampai-sampai hampir saja tidak bisa dirasakan sampai matahari tergelincir.

Keharaman melakukan sholat di waktu ini tidak berlaku untuk hari Jum’at. Artinya sholat yang dilakukan pada hari Jum’at dan bertepatan dengan waktu istiwa’ diperbolehkan dan sah sholatnya.

Ketiga, ketika matahari berwarna kekuning-kuningan sampai dengan tenggelam.

Rasalullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :

“Ada tiga waktu di mana Rasulullah SAW melarang kita sholat dan mengubur jenezah di dalamnya: ketika matahari terbit sampai meninggi, ketika unta berdiri di tengah hari yang sangat panas sekali (waktu tengah hari) sampai matahri condong, dan ketika matahari condong menuju terbenam hingga terbenam.” (HR. Imam Muslim).

Keempat, adalah setelah melakukan sholat subuh sampai dengan terbitnya matahari.

Keharaman sholat pada waktu ini berlaku bagi orang yang melakukan sholat subuh secara adâan atau pada waktunya.

Kelima, adalah setelah melakukan sholat ashar sampai dengan tenggelamnya matahari.

Sebagaimana diharamkan melakukan sholat setelah sholat subuh juga diharamkan melakukan sholat bagi orang yang telah melakukan sholat ashar pada waktunya.

Pengertian Syura (Musyawarah) Dalam Islam

Pengertian Syura (Musyawarah) Dalam Islam

Syura adalah salah satu pilar syar’i  yang perintahnya berlandaskan al-Quran. Syura juga merupakan metode yang berhubungan erat dengan aqidah dan syariah. Syura memiliki akar yang dalam, jangkauannya luas di dalam jiwa pribadi seseorang dan dalam keberadaan masyarakat.[1] Doktor Mahmud Muhammad Babili dalam kitab al- Syûrâ Sulûkun wal Iltizâmun mengomentari ayat وشاورهم في الأمر  /bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam suatu urusan dan ayat وأمرهم شوري يينهم  /dan perkara mereka (diputuskan) dengan Syûrâ di antara mereka dengan mengatakan sebagai berikut,

[2]من هذا النص الكريم ومن النص العام نستخرج وجوب استشارة ولي الأمر لأهل الرأي ممن يثق بهم ويعتمدهم

Artinya: dari ayat yang mulia ini dan dari ayat (lain) yang besifat umum, kami mengeluarkan hukum meminta pendapat bagi seorang penguasa kepada seorang ahli dari kalangan yang terpercaya di antara mereka dan menyandarkan kepada (pendapat) mereka adalah wajib.

Perbedaan Syûrâ dan Istisyârah

syura dalam islam
syura dalam islam

Dengan demikian, menurutnya melakukan Syûrâ hukumnya wajib. Menurut Dr Taufiq, terdapat perbedaan antara Syûrâ dan Istisyârah, menurutnya Syûrâ bersifat berjamaah yang menghasilkan ketetapan yang mengikat, sementara Istisyârah bersifat opsional yang berarti pendapat orang tertentu baik dimintai pendapatnya atau tidak, tidak mengikat orang yang meminta pendapatnya.[3]

Perlu kita ketahui, bahwa dalil tentang Syûrâ dalam al-Quran hanya merujuk pada dua ayat, pertama qs. Al- Syûrâ; 38 yaitu وأمرهم شوري يينهم  /dan perkara mereka adalah melakukan Syûrâ di antara mereka dan qs. Ali Imran ayat 159  وشاورهم في الأمر  /bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam suatu urusan. Ayat pertama -menurut albabiliy- turun di Makkah yakni ketika  kaum muslimin belum memiliki Daulah Islamiyah, sementara ayat kedua turun di Madinah ketika peristiwa Uhud dimana posisi Rasulullah sebagai kepala Negara sehingga sifat  perintah tersebut untuk seorang kepala Negara, bukan sebagai nabi (sebab jika sebagai nabi, tidak perlu meminta pendapat).[4]

Menurut al ‘Alamah al-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, syura tidak memiliki makna lain selain makna bahasa, yakni akhdzu al-Ra’yi yang berarti mengambil pendapat. Ini terjadi dari seorang khalifah, amir, atau siapa saja yang memeliki wewenang untuk mengambil suatu pendapat dari umat Islam. Bukan yang lain. Sebab Syura adalah perintah yang masyhur dan ma’ruf baik berdasarkan al-Quran, Sunnah dan juga Aqwâl kaum muslimin untuk kaum muslimin, dengan alasan dlamir hum pada kedua ayat di atas merujuk kepada kaum Muslimin. Dan Rasulullah adalah orang yang paling sering bermusyawarah dengan kaum muslimin. Dari Abu Hurairah berkata, “Aku tidak melihat seseorang yang lebih sering bermusyawarah dengan sahabatnya daripada Rasulullah Saw”. (HR. Al-Baihaqiy)

Hanya saja yang masih buram di dunia kaum muslimin adalah perkara apa saja yang boleh bermusyawarah atau perkara apa yang dapat diambil berdasarkan musyawarah? Begitu juga apa standarisasi sebuah pendapat dapat diambil, apakah berdasarkan suara terbanyak tanpa  melihat benar dan salah, ataukah berdasarkan pendapat terkuat tanpa memandang mayoritas dan minoritas, atau standarisasi apa? Sebelum kita menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, alangkah baiknya kita dengarkan terlebih dahulu macam-macam pendapat yang ada di dunia menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani. Dengan begitu kita akan memahami rinciannya dengan waadlih/jelas.

“Adapun fakta pendapat yang ada di dunia” demikian kata Syaikh Taqiyuddin dalam kitab al-Syakhsiyah al-Islamiyah  “maka fakta tersebut tidak pernah keluar dari empat jenis dan tidak ada jenis yang kelima. Jika pun ada, biasanya merupakan pendapat turunan dari salah satu pendapat yang empat ini” pungkasnya.

  1. Pendapat tersebut menyangkut hukum syara (Ra’yan Tasrî’iyan)
  2. Pendapat tersebut mengenai definisi untuk suatu perkara, baik definisi hukum syara, atau definisi tentang suatu fakta seperti definisi akal misalnya, atau definisi masyarkat dan sejenisnya.
  3. Pendapat mengenai sesuatu yang mengarah pada pemikiran tentang seni atau teknis yang diketahui oleh seorang ahli.
  4. Pendapat yang mengarah kepada suatu perbuatan di antara berbagai opsi agar petunjuk tersebut dapat dilakukan.

Dari keempat fakta pendapat di atas, manakah yang boleh bermusyawarah, harus bermusyawarah dan tidak boleh bermusyawarah? Atau bolehkah bermusyawarah pada semua jenis pendapat di atas?

Jika kita hanya mengacu pada kedua ayat al-Quran, al-Syura: 38 dan Ali Imran 159, maka keempat pendapat tersebut bisa saja termasuk perkara yang diperbolehkan bermusyawarah. Sebab, kedua ayat itu bersifat umum dan berlaku keumumannya jika tidak ada yang mentakhshis. Oleh karena itu, kita perlu meneliti pada sumber dalil kedua yaitu sunnah yang dengannya kita dapat menemukan rincian mana yang boleh dan mana yang tidak. Jika melihat pada sunnah, setidaknya ada empat yang merinci keumuman perintah syura, satu diantaranya berbentuk qauliyah (perkataan) dan tiga berbentuk fi’liyah (perbuatan).

  1. Sunnah Qauliyah (perkataan)

Rasulullah Saw bersabda kepada Abu Bakar dan Umar bin Khattab, لو اجتمعتما في مشورة ما خالفتكما  /Jika kalian berdua bersepakat dalam musyawarah maka aku tidak akan menyelisihinya. Dari sabdanya ini, Rasulullah mengharuskan dirinya untuk tidak menyelisihi kesepakatan keduanya. Itu berarti, larangan menyelisihi pendapat mayoritas.

  1. Sunnah Fi’liyyah (perbuatan)
  2. Peristiwa Uhud

Pada saat sebelum perang Uhud, Rasulullah dan para sahabat bermusyawarah, apakah mereka akan berperang di dalam kota Madinah atau di luar kota. Rasulullah dan para sahabat senior berpendapat agar berperang di dalam kota. Ini pula yang disetujui dedengkot munafiq, Abdullah bin Ubay bin Salul. Hanya saja para sahabat yang masih muda menginginkan agar bertempur di luar kota, dan suara mereka lebih banyak. Meski menurut al-Baabiliy sebetulnya yang bersikeras hanya segelintir orang, tetapi pendapat itu diikuti mayoritas sahabat muda.[5] Segelintir yang bersikeras untuk keluar Madinah itu diantaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, Paman Rasulullah Saw yang nantinya gugur dalam pertempuran ini, ia berkata kepada Rasul ‘’Demi dzat yang menurunkan al-Quran kepada engkau, aku tidak akan menelan makanan hingga mebabat mereka dengan pedangku ini di luar Madinah’’, kelak, Hamzah gugur dalam pertempuran ini sebagai Sayyidus Syuhada.[6]

Melihat fenomena ini, akhirnya Rasulullah masuk ke dalam rumah untuk mengenakan baju perangnya. Lalu pihak yang bersikeras tersebut berkata, استكرهناك ولم يكن لنا ذلك فأن شئت فاقعد صلي الله عليك /kami merasa menyesal kepadamu, tidak ada bagian untuk kami dalam perkara itu, jika engkau bersedia maka duduklah, niscaya Allah memberikan (rahmat) kepadamu. (HR. al-Hakim) tetapi Rasulullah menolak untuk menarik usulan mereka, malah Rasulullah bersabda,[7] ما ينبغي لنبي إذا لبس لامته أن يضعها حتي يقاتل أو يحكم الله بينه وبين عدوه /Tidaklah patut bagi seorang Rasul  jika sudah mengenakan baju perangnya, melepaskan kembali, sampai ia memerangi musuhnya atau Allah memberi keputusan antara dirinya dan musuhnya.

Dalam peristiwa ini, Rasulullah menyandarkan kepada pendapat mayoritas. Bahkan lebih dari itu, beliau mengharuskan kepada dirinya untuk mengikuti pendapat tersebut.

  1. Peristiwa Badr

Pada peristiwa ini, Rasulullah mengambil pendapat dari satu orang. Kisahnya ketika Rasulullah menetapkan suatu posisi yang menurut satu orang ini (Hubab bin Mundzir) tidak tepat. Hubab berkata,

أرأيت هذا المنزل أمنرلا أنزلكه الله فليس لنا أن نتقدمه ولا نتأخر عنه؟ أم هو الرأي والحرب مكيدة؟ قال رسول الله : بل هو الرأي والحرب مكيدة. فقال: يارسول الله, إن هذا ليس بمنزل, ثم أشار إلي مكان, فما لبث الرسول أن أقام ومن معه واتبع رأي الحباب (دلائل النبوه للبيهقي)

Artinya: Bagaimana menurutmu tentang posisi ini, atau apakah posisi ini diturunkan (diwahyukan) dari Allah Swt. Sehingga kita tidak dapat maju atau mundur? Rasulullah menjawab ‘ini hanya sebuah pendapat, sebab perang itu merupakan siasat’, lalu Hubab menimpali lagi ‘Ya Rasulallah, jika begitu maka posisi ini tidak tepat’. Kemudian Hubab menunjuk tempat yang ideal, maka Rasulullah tidak berdiam diri di tempat semula (melainkan berpindah ke tempat yang ditunjukan Hubab) bersama yang lain. Dalam hal ini, Rasulullah mengikuti pendapat Hubab. (HR. Baihaqiy)

Fakta peristiwa ini menunjukkan bahwa Rasulullah mengambil pendapat dari satu orang saja.

  1. Peristiwa Hudaibiyah

Pada peristiwa ini Rasulullah menolak semua usulan para sahabatnya sekalipun diantara mereka banyak yang kecewa, beliau berpegang teguh dengan pendiriannya. Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda, إني رسو ل الله ولست أعصيه وهو ناصري /aku adalah Rasulullah, aku tidak akan bermaksiat kepada-Nya dan Dialah penologku.

syura di indonesia
syura di indonesia

Fakta peristiwa ini menunjukkan bahwa Rasulullah mengabaikan semua pendapat.

Dari ketiga hadits fi’liyah dan satu hadits qauliyah ini menunjukan tiga kondisi yaitu syura/pengambilan pendapat didasarkan pada suara mayoritas, disandarkan pada pendapat terkuat, dan syura tidak berlaku alias tertolaknya semua pendapat. Sekarang, mari kita terapkan tiga kondisi ini kepada jenis-jenis pendapat yang ada di dunia seperti yang telah dibahas sebelumnya.

  1. Pendapat yang menyangkut hukum syara (Ra’yan Tasrî’iyan)

Pendapat semacam ini dapat dihukumi dengan pristiwa Hudaibiyah, yakni tidak menyandarkan kepada suara mayoritas atau pun pendapat seseorang. Sandaran pendapat ini hanya didasarkan pada kekuatan dalil syar’i, bukan kekuatan suara. Oleh karena itu, Rasulullah bersikap keras menolak semua pendapat sahabat saat peristiwa tersebut. Sebab, keputusan Rasululah saat itu hakikatnya wahyu. Indikasinya sangat jelas dalam sabdanya, إني رسو ل الله ولست أعصيه وهو ناصري /aku adalah Rasulullah, aku tidak akan bermaksiat kepada-Nya dan Dialah penologku. yang disebut dalil syar’i adalah al-Kitab, al-Sunnah, Ijmak dan Qiyas.

  1. Pendapat mengenai definisi untuk suatu perkara, baik definisi hukum syara, atau definisi tentang suatu fakta seperti definisi akal misalnya, atau definisi masyarkat dan sejenisnya.
  2. Pendapat mengenai sesuatu yang mengarah pada pemikiran tentang seni atau teknis yang diketahui oleh seorang ahli.

Pendapat jenis kedua dan ketiga ini dirajihkan berdasarkan pendapat yang paling kuat, bukan disandarkan kepada pendapat mayoritas. Misalnya masalah kebangkitan (al-Nahdlah), apakah dapat diraih dengan keunggulan berfikir atau kemajuan ekonomi? Apakah sikap internasional bersama negara fulan atau fulan? Dan sejenisnya. Maka pendapat seperti ini masuk dalam sabda Rasul “بل هو الرأي والحرب مكيدة” /tetapi ini sebuah pendapat dan perang adalah siasat. Maka saat itu Rasulullah merajihkan pendapat Hubab bin Mundzir. Yang perlu diperhatikan dalam pendapat yang mengarah pada pemikiran itu apakah sesuai fakta atau tidak. Oleh karena itu pemikiran mengenai definisi misalnya, nanti didasarkan pada pendapat yang paling sesuai dengan fakta.

  1. Pendapat yang mengarah kepada suatu perbuatan di antara berbagai opsi agar petunjuk tersebut dapat dilakukan.

Pendapat sejenis ini dapat dihukumi dengan hadits fi’liyah dalam peristiwa Uhud, yakni didasarkan pada suara mayoritas tanpa memerhatikan lagi benar atau salah. Sebab, ketika itu Rasulullah mengharuskan dirinya untuk mengikuti suara mayoritas yakni berperang di luar kota Madinah. Hal ini dikuatkan juga dengan hadits qauliyah yakni  لو اجتمعتما في مشورة ما خالفتكما  /Jika kalian berdua bersepakat dalam musyawarah maka aku tidak akan menyelisihinya.

Dengan terjawabnya rincian masalah syura tersebut, kini tinggal satu masalah lagi, yakni siapakah yang menentukan suatu pendapat dianggap paling kuat? Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa pendapat mengenai hukum syara’ disandarkan pada kekuatan dalil, pendapat yang mengarah pada pemikiran disandarkan pada pendapat yang paling benar, sementara pendapat yang mengarah pada perbuatan disandarkan pada suara mayoritas.

Kemudian ketika muncul suatu pertanyaan siapa yang menentukannya? Maka yang menentukan pendapat yang paling benar adalah shaahib al-Sholahiyah (pemilik wewenang) seperti pimpinan suatu kaum, ketua kelompok atau sejenisnya. Sebab merekalah yang bermusyawarah dengan jamaah untuk mencapai pendapat yang akan mengarahkan perjalanan mereka.

Dengan rincian ini pula kita dapat membedakan dengan ‘syura’ yang ada pada sistem demokrasi dimana dalam sistem ini tidak dipilah mana yang berkaitan dengan hukum syara’, pemikiran atau yang mengarah pada perbuatan sehingga perkara hukum syara’ pun –dalam sistem ini- akan tetap menjadi opsi yang dapat dimusyawarahkan. Padahal, mestinya menjadi kewajiban yang harus ditegakkan.

Wallahu’alam bi al-Showâb.

Ditulis oleh Andi Saepudin, S.Sy

Penulis di Maknawi.net

(Alumni Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

[1] Taufiq Muhammad Asy-Syawi, Demokrasi atau Syura, (Jakarta: Gema Insani, 2013) hlm. 25

[2] Mahmud Muhammad Baabili, al- Syûrâ Sulûkun wa Iltizâmun (Riyadh: Maktabah al-Tsaqofah, 1985) Hlm, 38

[3] Ibid hlm, 75

[4] Mahmud Muhammad Baabili, al- Syûrâ Sulûkun wa Iltizâmun (Riyadh: Maktabah al-Tsaqofah, 1985) Hlm, 37

[5] Mahmud Muhammad Baabili, al- Syûrâ Sulûkun wa Iltizâmun (Riyadh: Maktabah al-Tsaqofah, 1985) Hlm, 94

[6] Syafiurrahman al-Mubarokfuri, Sejarah Emas dan Atlas Perjalanan Nabi Muhammad, Penj M. Misbah, Lc (Surakarta: Ziyad Visi Books, 2012), hlm. 404

[7] Mahmud Muhammad Baabili, al- Syûrâ Sulûkun wa Iltizâmun (Riyadh: Maktabah al-Tsaqofah, 1985) Hlm, 94

rejeki-nomplok

Situs Rejekinomplok.net dikelola penuh oleh PT. Triton Nusantara Tangguh. Situs ini bertujuan sebagai media belajar dan sharing informasi.

CATEGORIES

Pilih kategori bacaan yang kamu suka

Copyright 2017 RejekiNomplok.net