Panduan Praktis Budidaya Udang Vaname di Indonesia

Panduan Praktis Budidaya Udang Vaname di Indonesia

Budidaya udang vaname – Udang vannamei, atau yang biasa dikenal juga dengan sebutan udang vaname, merupakan seekor hewan yang dikategorikan ke dalam keluarga udang. Udang vaname ini berasal dari daerah yang memiliki iklim sub tropis.

Ciri-ciri spesifik yang dimiliki udang satu ini adalah, ukurannya yang lebih kecil, bila dibandingkan dengan udang-udang lain dan udang windu.

Udang vaname juga masuk kedalam daftar udang yang mempunyai tingkat pertumbuhan lumayan cepat. Wow, berarti cepet nih panennya.

Oleh karena banyak orang yang membudidayakan udang vaname ini. Selain banyak pasarnya, udang vaname ini paling maknyus deh kalau dibuat makanan kuliner. Rasanya bener-bener udang banget.

Tidak heran kalau udang vaname ini sudah mulai banyak dibudidayakan juga loh di Indonesia. Selain karena permintaan pasar internasional seperti Amerika lumayan tinggi, serta kualitasnya yang juga bisa dikatakan menengah keatas.

Alhasil pasar-pasar yang ada di sana, mulai mempercayakan permintaan-permintaannya kepada hasil bumi Indonesia. Wuih..wuih nomplok tenan.

Giamana? masih nggak percaya kalau Indonesia tuh surganya dunia?

Disamping itu, udang vaname sendiri mempunyai ketahanan yang cukup baik, baik itu dari serangan hama, ataupun penyakit. Untuk kamu yang mempunyai minat untuk membudidayakan udang vaname ini, kami punya beberapa tips nih, yang mungkin bisa kamu aplikasikan supaya mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Persiapan Tambak Udang Vaname

tambak-udang-vaname
tambak udang vaname, Mamuju Utara, Sulbar

Hal yang paling utama dalam langkah awal budidaya udang vaname adalah, menyiapkan tempat budidaya dengan baik, baik itu dari segi lingkungan, maupun bibit hewannya.

Langkah pertama, tambak harus dikeringkan terlebih dahulu sampai air yang ada didalam tambak sudah benar-benar kering.

Kemudian, biarkan tambak tersebut selama 1 minggu penuh supaya bibit penyakit, patogen, dan mikroorganisme lainnya yang dapat merugikan sudah hilang.

Selanjutnya, lakukan pembajakan tanah pada tambak tersebut. Untuk apa?

Pembajakan ini berfungsi supaya mikroorganisme-mikroorganisme yang bermanfaat untuk pengembangbiakan dapat hidup terlebih dahulu.

Apalagi kalau mengingat udang vaname hidup di dasar tanah, nah setidaknya dengan melakukan pembajakan tersebut akan memberikan makanan alami untuk udang vaname.

Untuk PH tanah yang terlalu asam, kamu bisa melakukan pengapuran untuk membuatnya lebih ideal. Nah, PH yang ideal untuk budidaya udang vaname yaitu sekitar 6-7,5.

Selanjutnya, hal yang harus dilakukan dalam proses persiapan tambak adalah, pemupukan. Supaya lebih ekonomis, kamu bisa memberikan pupuk kandang kedalam tambak yang hendak dipersiapkan, caranya ialah dengan memberikan masing-masing tambak dengan dosis yang berkisar 150-200 kg/ha.

Kemudian, campurkan pupuk secara menyeluruh dan merata pada semua dasar tambak.

Terakhir, mengisi air sampai dengan ketinggian 100 cm dan dibiarkan selama kurang lebih 5-7 hari.

Baru setelah itu kamu bisa melakukan penebaran bibit udang vaname tersebut.

Pemilihan Bibit dan Penebaran Bibit

bibit-udang-vaname
bibit udang vaname

Untuk pemilihan benihnya kamu bisa memilihnya dengan selektif, supaya ketika pemeliharaan dan perkembangan udang nantinya dapat tumbuh dengan baik dan seragam.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana cara memilih bibit udang vaname yang unggul?

Saran kami, bibit unggul memiliki karakteristik yang berbeda, yakni tidak mempunyai luka pada tubuhnya, bisa berenang melawan arus, mempunyai insang dan usus bisa terlihat, serta bentuk dan ukurannya seragam.

Bibit dengan kriteria tersebut dapat di peroleh dari pembudidaya bibit udang vaname.

Cara pemeliharaan dan pengembangbiakan udang vaname ini berbeda dengan jenis udang windu, yang mana ketika penebaran benihnya biasanya dilakukan ketika di pagi hari.

Kalau bibit udang yang satu ini biasanya dilakukan ketika matahari sedang berada dipuncaknya, yakni siang hari.

Sebelum melakukan penebaran bibit, kamu bisa melakukan proses adaptasi terlebih dahulu untuk si udang, atau biasa dikenal juga dengan aklimitasi.

Cara melakukannya adalah dengan memasukkan bibit udang ke dalam plastik transparan yang sudah diisi dengan air tambak, kemudian diapungkan di dalam tambak selama kurang lebih 30-60 menit.

Setelah proses aklimitasi selesai, kantung plastik yang tadi bisa kamu buka, kemudian perlahan tebarkan bibit udang ke tambak yang sudah dipersiapkan.

Untuk seberapa padat penebaran benihnya? Kurang lebih sekitar 10 ekor/m2.

Pemeliharaan Udang Vaname

Pada proses awal penebaran, kurang lebih selama 7 hari pertama, udang tersebut tidak perlu diberikan pakan. Kenapa? Karena masih banyak makanan alami yang terdapat pada air tambak.

Nah, setelah lewat satu pekan, kamu baru bisa memberinya makan dengan pelet yang memiliki tingkat protein sebanyak 30 % dari kadar pakan tersebut.

Untuk frekuensi pemberian pakannya, kamu bisa memberikannya kurang lebih sebanyak 3-4 X dalam satu hari.

Catatan, Untuk pemberian pakan juga bisa diberikan sesuai dengan umur udang vaname tersebut.

Masa Panen Udang Vaname

panen-udang-vaname
panen udang vaname

Panen udang vaname sudah bisa dilakukan ketika si udang telah berumur 4-5 bulan. Nah, perlu diingat juga, 2-3 hari sebelum proses pemanenan harus juga dilakukan pengapuran pada tambak dengan dosis 50-70 kg/ha.

Untuk apa? Jawabannya adalah untuk menghindari proses molting, yakni pergantian kulit.

Untuk beratnya, udang yang ideal biasanya memiliki bobot 1 kg yang berisi 40-50 udang.

Ketika proses pemanenannya pun tidak bisa sembarangan begitu saja. Proses panen harus dilakukan ketika malam hari berlangsung, supaya menghindari cahaya matahari karena dapat merusak kualitas si udang.

Dengan mengikuti tahapan-tahapan berikut yang sudah kami berikan, Insya Allah budidaya udang vaname yang kamu jalankan dapat menghasilkan panen yang luar biasa. Amiin.

Cara Mudah Budidaya Belut Tanpa Lumpur

Cara Mudah Budidaya Belut Tanpa Lumpur

Budidaya belut tanpa lumpur – Siapa yang tidak tahu belut? Mungkin orang tersebut kurang piknik, karena hampir semua orang tahu dan pernah melihatnya langsung. Belut liar pun terkadang bisa kita temukan di selokan pinggiran rumah atau di parit besar. Terkadang juga bisa kita temukan di sawah atau di rawa.

Memang sekilas belut terlihat kotor dan jorok. Atau memang bisa dibilang begitu. Tapi jangan salah kawan, belut jika diproses, diolah, dan dimasak dengan baik, bisa menjadi sebuah hidangan makanan yang membuat lidah bergoyang. Tidak percaya silahakan saja kamu coba pergi ke warung makan atau resto terdekat yang menjual belut.

Selain dijadikan hidangan makanan, belut juga diproses menjadi cemilan berupa kripik, alias kripik belut. Kripik belut ini menjadi oleh-oleh makanan khas daerah Jawa Tengah seperti Yogyakarta dan sekitarnya. Kalau kamu belum pernah mencoba kripik belut ini maka kamu harus mencobanya. Karena rasanya yang unik, gurih, dan bikin ketagihan.

Selain rasanya yang enak belut juga memiliki protein yang tinggi. Ini yang menjadikan belut tidak hanya enak dimakan tetapi juga bisa menjadi suplemen bagi tubuh.

Oleh karena keunggulan-keunggulan belut di atas, maka permintaan pasar akan belut pun tidak dapat diremehkan. Jikalau kamu sedang mencari sebuah bisnis yang gurih peluangnya maka tidak ada salahnya kamu mencoba bisnis belut. Berikut akan kami bahas secara gambaran besar tentang budidaya belut tanpa lumpur, ya, tanpa lumpur, menarik bukan?

Budidaya belut tanpa lumpur ini kami kumpulkan dari beberapa sumber seperti gemapertadotcom dan kabartanidotcom.

Budidaya Belut Tanpa Lumpur

belut-tanpa-lumpur
belut tanpa lumpur

Budidaya belut tanpa lumpur berarti kita menggunakan air bersih dan kolam sebagai media utama kita. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kita persiapkan untuk budidaya belut tanpa lumpur.

1. Menyiapkan Kolam

Kolam untuk budidaya laut cukup fleksibel. Kolam bisa terbuat dari terpal, kolam tanah, ataupun kolam beton. Intinya kolam. Jika menggunakan kolam betol harus diperhatikan sisa-sisa dari semen atau bahan kimia lainnya.

Jika masih ada maka hal tersebut bisa meracuni si belut. Selain itu lebih bagus lagi jika kolom tersebut direndam sampai tumbuh lumut atau kita mencampur kolam tersebut dengan tumbuhan air seperti eceng gondok atau kangkung.

2. Air

air-untuk-belut
air untuk belut

Baiknya air yang digunakan untuk pembudidayaan belut menggunakan air dari mata air atau air sumur. Air kaporit atau air yang biasa seperti PDAM kurang bagus, karena masih mengandung bahan kimia yang bisa saja membahayakan belut.

Patut diperhatikan juga suhu dari air tersebut. Hendaknya suhu air berada pada 25-27 derajat celsius. Dan PH keasaman berada pada level 6-7 alias PH normal. Sirkulasi air di dalam kolam juga harus dikelola. Biasanya menggunakan pompa air untuk mengatur sirkulasi tersebut.

Air dalam kolam harus terjaga agar kaya oksigen. Selain itu harus diperhatikan juga dengan pakan belut yang mengendap dan lendir yang dihasilkan belut. Jika air banyak mengandung endapan makanan atau lendir belut maka harus diganti.

3. Pakan Belut

Makanan belut budidaya harus terjamin. Oleh karena itu ada baiknya kita sudah menyiapkan stok sebelum memulai budidaya. Pakan belut cukup beragam, dan ini merupakan salah satu kelebihan belut.

Pakan belut bisa berupa cacing, ikan guppy, cacing lor, anakan ikan mas, lambung katak, berudu, keong sawah, ulat, dan lain sebagainya. Pakan ikan pun juga bisa diberikan tetapi hanya sebagai selingan, yaitu 2 hari sekali.

Itulah gambaran besar tentang budidaya belut tanpa lumpur, semoga bisa membantu para pembaca yang ingin memulai budidaya belut.

Panduan Sukses Budidaya Ikan Lele

Panduan Sukses Budidaya Ikan Lele

Cara sukses budidaya ikan lele – Saat ini telah banyak cara budidaya ikan lele, mulai dari budidaya lele kolam terpal, budidaya lele sangkuriang, budidaya lele bioflok, budidaya lele organik dan budidaya lele sistem boster.

Selain belut, ikan lele termasuk banyak juga permintaannya. Di manapun kamu tinggal, kamu pasti akan menemukan pedagang pecel lele di pinggiran jalan.

Ya, ikan lele juga memiliki peluang yang bagus untuk kamu jalankan. Dalam menjalani bisnis ikan lele, kamu bisa memilih apakah akan menjalani bisnis pembenihan ikan lele atau bisnis pembesaran ikan lele.

Pada artikel kali ini kami akan membahas seputar pembesaran atau budidaya ikan lele. Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan supaya budidaya ikan lele berjalan dengan baik.

Kolam Budidaya Ikan Lele

kolam-lele
kolam lele

Kolam merupakan hal yang vital dalam menjalani budidaya ikan lele. Ada banyak jenis kolam yang bisa kamu gunakan untuk memulai budidaya ikan lele. Masing-masing tipe kolam mempunyai keuntungan dan kekurangan tersendiri tergantung segmen bisnis yang mau dijalankan.

Untuk pembesaran lele, kolam yang paling umum digunakan oleh para peternak yaitu kolam tanah. Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam tanah harus dikeringkan dulu selama 3-7 hari tergantung teriknya sinar matahari. Jika permukaan kolam tanah sudah retak-retak, berarti kolam tanah sudah siap digunakan.

Pengeringan bertujuan untuk membunuh mikroorganisme jahat yang bisa menjadi sumber penyakit. Setelah pengeringan, kamu bisa mulai melakukan pengapuran dan pemupukan pada permukaan dasar kolam. Pengapuran ini bertujuan untuk menyeimbangakan tingkat keasaman kolam tanah.

Untuk pemupukan, kamu bisa menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk kompos ditambah dengan urea dan TSP. Pemupukan bertujuan untuk memberikan nutrisi pada biota kecil seperti cacing dan fitoplankton. Biota kecil ini nantinya berguna sebagai makanan ikan lele yang alami.

Setelah melakukan pengapuran dan pemupukan, isilah kolam tanah dengan air. Ketinggian air yang ideal pada kolam tanah umumnya 100-120 cm. Setelah itu biarkan dulu selama satu minggu, baru kemudian benih ikan lele siap ditebarkan.

Benih Ikan Lele yang Baik

bibit-ikan-lele
bibit ikan lele

Ada banyak jenis ikan lele yang bisa kamu budidayakan. Sebagai awalan kami merekomendasikan kamu untuk membudidayakan jenis ikan lele sangkuriang dari BBPAT Sukabumi.

Secara umum, ciri-ciri benih ikan lele yang baik yaitu yang gerakannya lincah, terbebas dari penyakit, tidak terdapat cacat atau luka dan ukuran panjangnya sekitar 5-7 cm. Untuk menguji kelincahan benih lele, kamu bisa meletakan benih lele pada arus air dengan arah yang berlawanan. Jika benih lele tersebut bisa bertahan melawan gerakan arus air, berarti benih lele tersebut tergolong benih yang unggul.

Pakan Ikan Lele

Pakan termasuk hal yang penting dalam budidaya ikan lele. Pilihlah pakan lele yang menwarkan Food Convertion Ratio lebih kecil dari satu. Untuk mendapatkan hasil budidaya yang optimal, kamu bisa memberikan pakan utama dan pakan tambahan dengan seimbang.

Berikan pakan sesuai dengan kebutuhan ikan lele. Biasanya kebutuhan pakan lele setiap harinya sekitar 3-6% dari bobot tubuhnya. Pemberian pakan lele bisa dilakukan sebanyak 4-5 kali dalam sehari tergantung nafsu makan lele.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang biasa mengganggu dalam pembudidayaan ikan lele diantaranya ular, musang air, burung, linsang dan sero. Untuk mencegah hama-hama tersebut, kamu bisa memasang semacam pagar di sekeliling kolam tanah dan saringan pada jalan masuk –keluar air.

Sedangkan penyakit yang biasa menyerang bisa datang dari bakteri, protozoa maupun virus. Untuk mencegahnya, kamu harus selalu mengontrol kualitas air kolam tanah dan menjaga suhu kolam pada kisaran 28 celcius.

Panen Ikan Lele

panen-ikan-lele
panen lele

Ikan lele yang dibudidayakan sudah bisa dipanen ketika panjangnya sudah mencapai 9-12 ekor per kg. Sehari sebelum dilakukan pemanenan, sebaiknya ikan lele tidak diberikan pakan agar tidak membuang kotoran ketika diangkut.

Cara Mudah Budidaya Belut yang Baik dan Benar

Cara Mudah Budidaya Belut yang Baik dan Benar

Budidaya belut termasuk salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Banyak cara dalam budidaya belut. Seperti budidaya belut air bersih, budidaya belut tanpa lumpur, budidaya belut kolam terpal dan budidaya belut dalam drum.

Permintaan belut dipasaran sangatlah tinggi, tetapi tidak diimbangi dengan stok belut dari para pembudidaya belut. Nah, inilah kesempatan kamu untuk memulai melakukan budidaya belut.

Bagaimana cara memulai budidaya belut yang baik dan benar? Penjelasan di bawah ini akan membantu kamu memahami lebih jauh tentang budidaya belut.

Kolam Budidaya Belut

kolam-budidaya-belut
kolam tempat budidaya belut

Belut mempunyai dua sistem pernafasan sehingga belut bisa hidup didua tempat, bisa hidup di lumpur dan air yang tidak terlalu banyak. Belut termasuk kelompok jenis ikan, tapi tentunya belut berbeda dengan jenis ikan pada umumnya.

Biasanya budidaya belut dilakukan di kolam semen atau kolam drum. Dalam pembahasan kali ini kami akan membahas budidaya belut dengan menggunakan kolam drum.

Kamu bisa menggunakan drum bekas yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. Buatlah lubang memanjang dibagian atas drum. Kemudian, simpan drum tersebut di atas tanah yang datar supaya drum tidak terguling.

Media Tumbuh Budidaya Belut

Media tumbuh belut yang digunakan mempunyai peranan penting dalam keberhasilan budidaya belut. Untuk kolam drum biasanya menggunakan media tumbuh berupa jerami padi pupuk TSP, lumpur kering, kompos dan mikroorganisme starter.

Ketebalan jerami yang digunakan sekitar 50 cm pada bagian bawah drum. Sirami jerami tadi dengan menggunakan mikroorganisme starter sebanyak 1 liter untuk setiap drum. Setelah itu tambahkan lapisan kompos setinggi 7 cm.

Pada lapisan paling atas tambahkan lumpur kering yang sudah kamu campurkan dengan pupuk TSP 5 kg dengan ketinggian sekitar 25 cm.

Setelah pembuatan lapisan selesai, kamu bisa mulai mengisi air ke dalam drum sampai ketinggian 17 cm. Biarkan drum selama dua minggu untuk melaui fase fermentasi media tumbuh. Setelah itu baru masukkan bibit belut ke dalam drum.

Cara Memilih Bibit Belut

bibit-belut
cara memilih bibit belut yang berkualitas

Supaya hasil budidaya belut memuaskan, pilihlah bibit belut yang paling bagus dan sehat. Sebaiknya kamu memilih bibit belut yang mempunyai ukuran seragam, supaya tidak saling memangsa antar belut yang ada di kolam drum.

Pilih bibit belut yang aktif dan lincah, bebas dari berbagai penyakit dan ukurannya kurang lebih 10-12 cm.

Pemberian Pakan Belut

Pemilihan bibit yang seragam dimaksudkan supaya tidak terjadi kanibal sesama belut. Begitupun dengan pemberian pakan, kamu harus memberikan pakan sama rata untuk setiap kolam drum belut.

Takaran pemberian pakan bisa disesuaikan dengan ukuran dan populasi belut di kolam drum. Biasanya pemberian pakan perhari yang ideal yaitu sekitar 5-20% dari bobotnya.

Belut biasanya mencari mangsa di sore atapun malam hari. Oleh karena itu, kamu bisa memberi pakan belut pada waktu-waktu ini. Pakan belut bisa berupa kecebong, bekicot, atau ikan-ikan kecil yang sudah dipotong menjadi kecil.

Panen Belut

panen-belut
panen belut

Dalam satu kolam drum kamu bisa memasukkan bibit belut sebanyak 2 kg dengan ukuran bibit 11 – 13 cm. Masa panen belut yang dibudidayakan dalam kolam drum biasanya 3 – 4 bulan.

Bibit belut untuk ukuran 7 -12 cm bisa kamu beli dengan harga sekitar Rp 55.000 per Kg. Selanjutnya untuk belut konsumsi bisa kamu jual dengan harga Rp 32.000 per Kg (isi 4-6 ekor).

Pemasaran Belut

Seperti yang telah disebutkan di atas, permintaan pasar akan belut sangatlah banyak. Jadi, kamu gak harus pusing untuk memasarkan belut hasil budidaya. Kamu bisa menjualnya langsung ke tengkulak atau menjualnya ke pedagang-pedagang kecil di pasar tradisional.

rejeki-nomplok

Situs Rejekinomplok.net dikelola penuh oleh PT. Triton Nusantara Tangguh. Situs ini bertujuan sebagai media belajar dan sharing informasi.

CATEGORIES

Pilih kategori bacaan yang kamu suka

Copyright 2017 RejekiNomplok.net